Mengintegrasikan Keduanya: Jalan Tengah untuk Pendidikan Bermakna
Untuk menciptakan pendidikan yang bermakna, kita perlu mengintegrasikan kearifan lokal dengan teknologi secara seimbang. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) dengan tema kearifan lokal. Dalam metode ini, mahasiswa diajak untuk menggali, mendokumentasikan, dan mempresentasikan nilai-nilai budaya lokal menggunakan teknologi.
Sebagai pendidik, saya melihat pentingnya membimbing mahasiswa agar tidak hanya menjadi pengguna teknologi yang pasif, tetapi juga menjadi individu yang kritis, kreatif, dan memiliki tanggung jawab moral terhadap budayanya.
Pendidikan: Mencetak Generasi Berkarakter Global dengan Identitas Lokal
Pendidikan yang mengakar pada nilai-nilai lokal dan memanfaatkan teknologi modern memiliki potensi besar untuk mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitasnya. Saya percaya bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya diukur dari seberapa canggih teknologi yang digunakan, tetapi juga dari seberapa dalam nilai-nilai kemanusiaan ditanamkan dalam proses belajar.
Sebagai seorang anak petani yang berhasil menggapai pendidikan tinggi dan kini menjadi dosen di Program Studi PGSD Unika Weetebula, saya memandang bahwa pendidikan harus menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara tradisi dan inovasi. Hanya dengan pendekatan ini, generasi mendatang dapat tumbuh menjadi pribadi yang berakar kuat dan berpikir jauh ke depan.
Mari kita jadikan pendidikan sebagai sarana untuk menghubungkan warisan budaya dengan visi masa depan, menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dalam memahami jati dirinya.Â
- Oleh: Daindo Milla, Mahasiswa S3 Universitas Pendidikan Ghanesa-BaliÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H