Mohon tunggu...
Miftach Salim
Miftach Salim Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Content Writer, A Student, Coffee addicted

Mahasiswa biasa di salah satu kampus negeri di Surabaya. Menulis untuk berbagi ide, Twitter : @miftachsalim IG : https://www.instagram.com/miftachsalim/ for Bussiness : Miftachsalimppns@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Followership Itu Apa?

1 Desember 2019   13:05 Diperbarui: 1 Desember 2019   13:09 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu 30 November 2019 - Bertempat di hotel Grand Inna di ruangan majapahit tadi pagi diadakan sebuah acara yang anti - mainstream. JIka seminar - seminar sebelumnya pasti berbicara tentang Leadership maka pada acara ini diadakan " Seminar Nasional Followership". Seminar ini di isi oleh salah satu pakar followership di Indonesia yaitu Mas Muhsin Budiono, dr. Mas Muhammad Nawar Arifin MBBS., MS(Orth)., CMIA, dan Prof. Daniel M. Rosyid Ph.D M.RINA dengan pembicara pak Imam Dwihartanto.

Seminar ini sangat menarik karena ini adalah seminar nasional followership pertama di indonesia. Mungkin ini adalah sejarah awal terbentuknya followership yang akan menyebar di lini - lini pemikiran manusia indonesia. Sejarah Followership memang sudah ada sejak abad aristotle masih hidup. kemudian di luar negeri juga mulai Terbentuk gerakan tentang pentingnya followership tahun 1988 an. 

Suasana hotel  grand inna yang eksklusive membuat acara ini membuat kesan mewah bagi para pesertanya. Meja - meja Bundar dengan satu meja diisi oleh 7 orang menghiasi laman ruangan majapahit itu. Kumpulan peserta adalah para mahasiswa kebanyakan.

Kebanyakan dari mereka Antusias dengan seminar ini karena followership pastilah asing sekali di telinga mereka. Acara dimulai pada pukul 8 pagi di awali dengan pembukaan oleh pak  Imam sebagai moderator kemudian disusul  dengan Tarian Tradisional dari Banyuwangi.

Setelah itu tibalah pada puncak acara yaitu masuknya mas Muhsin Budiono yang menjelaskan tentang Apa itu Followership?. Followership sendiri adalah pemikiran terbalik dari leadership dimana meletakkan follower sebagai orang yang cukup penting bagi suatu perusahaan yang sama -sama ingin mencapai common purpose perusahaan.

Jadi, para follower ini dianggap bisa memberi masukan - masukan dan ide bagi perusahaan demi kemajuan perusahaan juga. Jadi, kalau selama ini pemimpin yang selalu mengarahkan kebijakan perusahaan dan para bawahan menuruti saja maka dengan prinsip followership hal ini tidak berlaku. 

Hukum kepemimpinan yang dimana selalu pemimpin yang memikirkan semua adalah kuno. Karena sejatinya para follower juga memiliki ide dan dapat diajukan sebagai masukan yang bagus. Kemudian dengan prinsip followership ini, tidak semua follower akan terus menjadi follower.

Follower bisa jadi leader jika kapasitas dan sikonnya tepat. Justru seorang leader yang pernah menjadi follower itu lebih bagus karena mereka lebih memahami tentang kondisi suatu organisasi atau sistem tersebut.
seperti kata aristoteles " He who cannot be a good  Follower, cannot be a good leader".  

Tahukah anda bahwa ilmu followership lebih efektif dipelajari untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi dari sebuah team. menurut beberapa penelitian Strong Followership can improve quality and efficiency of team. Bahkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Mac kenzie(maaf kalau salah) strong followership ini dapat meningkatkan 17 - 43 % efektifitas.   

Lalu apa seh Output ilmu ini, ilmu Followership ini?

Dengan ilmu ini Maka para follower diharapkan menjadi The great partner for organisation. The great partner ini juga dimungkinkan akan menjadi leader suatu saat nanti. Leader yang lebih memahami kondisi organisasi. setelah itu mas muhsin selesai dengan materinya. sebenarnya banyak tetapi tidak semua saya catat.

Kemudian Scene berganti pada dr. Mas Muhammad Nawar Arifin MBBS., MS(Orth)., CMIA. beliau mengisi materi followership dengan gaya khas melayu malaysian karena beliau adalah orang malaysia. Agak lucu ketika orang malaysia berbicara.

Dr. Nawar membuka materi dengan sebuah kata - kata yang membuat semua orang tertuju. Dia awalnya berkontra dengan materi seminar ini . "Saya adalah seorang leader,Dari kecil saya sudah memimpin" Kata beliau. Dia menceritakan tentang masa kecilnya yang penuh percaya diri mencari ilmu setinggi - tingginya dan menjadi leader meskipun tidak punya follower. dia bersikukuh ingin berfikir sebagai leader secara ekstrem. Ekstrem leadership artinya dia memimpin dirinya sendiri.

Dr. Nawar memiliki pemikiran bahwa yang penting itu bukan Followership atau leadership tapi common purposenya. Setiap manusia memiliki 2 peran ini follower dan leader. tidak ada leader yg benar-benar sejati dan seterusnya. tapi yang penting tujuan kamu.
Kamu ngapain datang kesini?

kamu ngapain kuliah?

kamu ngapain berorganisasi?

itulah yang paling penting. akan sangat berbahaya orang yang tak punya tujuan. ibarat berkendara maka ia akan kesana kemari dan membahayakan pengendara lain. Followership maupun  leadership ini hanyalah proses untuk mencapai tujuan kamu tadi. dan harus ada keseimbangan disini antara followership dan leadership.

Kemudian Scene berlanjut lagi ke pemateri ke tiga yaitu prof. Daniel M. Rosyid.

Panel presentasi dibuka dan tercetak tulisan yang membuat gairah keingintahuan memuncak. " Urgensi pendidikan followership dalam kehidupan berbangsa dan bernegara" kata kata yang tercetak.

Slide pertama berbicara tentang " krisis kepemimpinan". Indonesia memang sedang mengalami krisis kepemimpinan. Hal ini ditandai dengan adanya akselerasi jabatan, adanya dinasti Politik, dan Jabatan yang lebih dari 2 periode. Sekolah bertanggungjawab akan hal ini karena sekolah justru mencetak orang untuk menjadi bawahan, buruh, dan karyawan. Sekolah jarang mengajarkan tentang konsep kepemimpinan.

Selama ini anak - anak yang belajar di sekolah hanya mengandalkan text book dan powerpoint. Pembelajaran ini adalah pembelajaran 2 Dimensi. dan pembelajaran 2 dimensi ini miskin akan pengalaman. Beda dengan pengalaman 3 Dimensi yang kaya akan pengalaman. Sekolah jarang mengandalkan praktek - praktek secara langsung di lapangan. 

Kemudian saya mencatat bahwa pengembangan followership dapat dilakukan dengan cara

1. orang memegang jabatan dan harus amanah

2. Melalui pernikahan

Pernikahan adalah praktek terbaik followership - leadership. dan sekarang banyak orang yang tidak berani menikah muda karena takut kelaparan, takut kemiskinan. padahal jika kita berusaha bukankah allah akan memberi kita rejeki dari arah yang tak di duga duga. Mestakung, semesta pasti juga akan mendukung. Pasti ada jalan bagi orang orang yang berusaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun