Indonesia sedang gempar akan isu perundangan. sebuah lembaga independen yang bertugas memenjarakan koruptor - koruptor kelas kakap sampai gurame akan ditinjau ulang. DPR dan Presiden sudah menyetujui pembahasan. Meskipun di periode akhir yang mepet, pembahasan tentang revisi UU KPK dijalankan dengan cepat meskipun tidak termasuk prolegnas. Ada kepentingan apa di balik semua ini?
  Kemudian datanglah para mahasiswa bersuara menolak RUU KPK meskipun sudah telat. Ini seperti isu yang menjadi ajang pertunjukan mahasiswa untuk turun ke jalan, kenapa seperti itu? karena ada kabar bahwa RUU ini sudah masuk sejak tahun 2016, dan adem ayem. Entah apakah disembunyikan dari para opposan atau memang tidak diperhatikan? kemudian ribuan mahasiswa turun ke jalan, ribuan dosen menolak RUU ini, tentu saja pertimbangan dosen dosen ini tidak sembarangan. Jauh daripada pertimbangan saya ketika memilih mana yang harus saya dukung, pemerintah atau opposan? Pertimbangan mahasiswa yang yah mungkin akan sangat mudah dipatahkan karena tak berdasar. Ribuan dosen sampai sampai bergerak, yang mana seharusnya anak muda seperti mahasiswa yang bergerak.
  mungkin mahasiswa sekarang tidak memperhatikan isu ini karena dianggap paling hoax, atau karena terlalu asik bermain mobile legend, terlalu asik gendaan dan terlalu asik dengan dunia akademisnya. Mereka lupa bahwa dokter penyakit indonesia yang sedang melakukan penyembuhan justru sedang akan dikubur. Dikubur karena para koruptor ini takut untuk disuntik. Ada yang mengatakan ribuan mahasiswa yang demo kemarin sudah telat? entahlah bisa benar bisa salah? Yah setidaknya ada sekelompok anak muda yang masih punya jiwa kritis, mencoba care pada negara ini, mencoba menghentikan prosesi penguburan dokter korupsi di indonesia. Saya APPRECIATE pada mas mas dan mbak mbak aktivis. Kalian rela meninggalkan nikmatnya mendapat cicken  dinner di PUBG, bintang di mobile legend dan skor di Winning eleven.
  Kemudian para jurnalis berbondong bondong seperti semut bertemu gula memberitakan isu ini, Tak ketinggalan mbak Nana dalam Acara MATA NAJWA berusaha mengulik cerita dan kronologi bagaimana kedua lembaga negara begitu cepatnya memberi perhatian pada masalah ini. Yang saya ingat mbak nana menanyakan tentang urgensi dari Pembahasan RUU KPK ini. " URGENSINYA APA" kata mbak nana.sumber : https://www.youtube.com/watch?v=fdhDQXCyps4 . Sebuah sikap kritis para jurnalis mulai terbentuk den gan munculnya gambar - gambar jokowi dengan penafsiran keadaan sekarang versi mereka contoh seperti dibawah ini
  Sampai sampai ada yang mau melaporkan gambar ini karena dianggap menghinda presiden. Sekarang ada UU ITE yang dapat menjerat pasal ini. wartawan pun mulai hati - hati memberi judul beritanya karena UU ini takut akan dibredel. hmm jika melihat sejarah seperti melihat teknik orde baru memertahankan kekuasaannya. ya memang sah sah saja. Namun, jika paemimpin tidak mau dikritik, betapa berbahayanya roda pemerintahan berjalan. tidak ada keseimbangan kekuasaan. Setiap rencana tidak ada kritisi dan bantahan. padahal kritisi dan bantahan ini akan menguatkan rencana dan dapat memberi masukan-masukan baru.
 kemudian muncul beberapa kelompok yang mengklaim mahasiwa mendukung revisi ini. Dapat dilihat kelompok mana yang mendukung revisi ini. sebuah kelompok yang tentu saja mendapat jatah jabatan yang lumayan banyak dari pemerintah. Saya kurang paham apa alasan kelompok ini mendukung, ada yang bilang ada taliban di dalam tubuh KPK. Taliban dianggap kelompok radikal, berbahaya dan harus disingkirkan. entah berbahaya karena paham radikalisme atau bahaya pengeboman. apakah logika para pendukung ini seperti ini ? kalau pemberantasan korupsi dianggap sedikit radikal maka pemberantasan korupsi ini harus diawasi. diawasi oleh para penguasa. padahal KPK sebelumnya adalah lembaga yang mengawasi penguasa. sekaramg justru harus diawasi. Dimana AKAL SEHATNYA. mohon para pendukung memberi pendapat jika kurang setuju.
Namun, apa daaya, sudah terlambat. RUU sudah disahkan meski terus diprotes, dan gelombang gerakan protes mulai tak terdengar, entah siapa yang meredam
  Yah, apa yang sedang terjadi sekarang? apakah ini isu? tulisan ini hanyalah tentang pikiran kritis mahasiswa klas bawah yang sedikit care dengan negara ini. Melalui tulisan ini saya ingin memberi sebuah pandangan tentang pandangan kedua kubu. kenapa menolak dan kenapa mendukung. Diskusi di kolom komentar diperbolehkan dengan syarat santuy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H