Mohon tunggu...
Miftach Salim
Miftach Salim Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Content Writer, A Student, Coffee addicted

Mahasiswa biasa di salah satu kampus negeri di Surabaya. Menulis untuk berbagi ide, Twitter : @miftachsalim IG : https://www.instagram.com/miftachsalim/ for Bussiness : Miftachsalimppns@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kemacetan Ibukota Jakarta Masih Bisa Diatasi

23 Januari 2018   12:10 Diperbarui: 23 Januari 2018   23:10 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Ini adalah Pemandangan biasa saat berangkat kerja, pulang kerja dan libur panjang di ibukota negara Indonesia kita tercinta, Jakarta. Ya, deretan Mobil - mobil mewah itu bahkan berderet di jalan tol yang notabene nya berarti Jalan bebas hambatan. Jalan tol di jakarta dapat beralih fungsi menjadi jalan penuh hambatan  karena luarbiasanya volume kendaraan roda 4 dan lebih yang masuk.

Ini memang terjadi di kota-kota besar yang bertajuk kota metropolitan dengan penduduk urban yang tinggi. selain di jakarta, Kota tempat tinggalku saat ini Surabaya juga mengalami nasib yang sama meskipun tidak separah Jakarta dan juga kota- kota urban lain tentunya. Kemacetan adalah sesuatu yang umum terjadi di kota-kota urban dan padat penduduk.

Kemacetan menimbulkan banyak  efek buruk. efek buruk ini antara lain borosnya energi yang digunakan, waktu yang selalu molor, Pencemaran lingkungan udara yang tinggi, kerusakan bagian-bagian kendaraan akibat aus, menurunnya efisiensi waktu yang berimbas pada berkurangnya efisiensi produksi setiap hari. Efek kemacetan ini tentu menimbulkan lebih banyak kerugian yang berantai. Merugikan Sekali Bukan??

Ilustrasi  !!!

Coba anda bayangkan jika 10 orang lebih memilih menaiki mobil pribadi mereka untuk berangkat bekerja setiap hari dengan jarak rata-rata 15 km. jika 10 mobil dari tiap orang itu memiliki konsumsi energi minyak bumi 15 km/ liter maka dibutuhkan 10 liter bahan bakar minyak untuk mengantar 10 orang tersebut. Bayangkan jika 10 orang tadi menaiki transportasi umum Bis misalnya. dengan konsumsi BBM 8km/liter maka 10 orang tadi hanya memerlukan 1,5liter bensin untuk menuju ke kantornya dan tentu membantu SANG SOPIR mendapaat penghasilan. DAripada membayar pajak pada 10 kendaraan. ini ilustrasi hanya 10 orang.

Coba bayangkan di jakarta bissa hemat berapa liter bahan bakar minyak jika jutaan orang memilih transportasi umum. Transportasi online juga sudah merata sekarang dan murah tentunya. lalu apalagi yang membuat orang metropolitan betah bermacet-macet ria dengan  kendaraan pribadinya.? hal ini juga berlaku untuk roda 2.

Yang menjadi kemirisan saya adalah faktanya saat berangkat dan pulang kerja, Jalanan  di jakarta itu dipenuhi mobil-mobil high class dan sedihnya satu mobil itu dinaiki 1 orang. ya jangan salahkan kalau terjadi kemacetan panjang. BUSWAY saja terkena macet. mungkin persoalan utama pada kemacetan ada 2 kemungkinan yaitu

1. GENGSI memakai transportasi umum

2. Transportasi umum kurang nyaman dan kurang tepat waktu

3. Transportasi  umum masih mematok tarif mahal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun