Manusia adalah makhluq yang diberikan kelebihan oleh Allah SWT dibandingkan ciptaannya yang lain yaitu akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran manusia dapat mengkreasi sesuatu, memilih pilihan, menghitung, menghafal dan lainnya dengan pikirannya. Akal dan Pikiran ini juga lah yang membedakan manusia dengan makhluq lain seperti Binatang, tumbuhan, jin, syetan, malaikat.Â
 Akal dan pikiran tentu menjadi  kontra dengan teori evolusi kera milik Darwin.  Dari segi fisik mungkin mirip tapi jika difikirkan dari sudut akal dan pikiran makluq ini tentu saja sangat kontras. manusia hingga saat ini menggunakan akal dan pikirannya untuk mengkreasi banyak hal seperti budaya(custom), bahasa, Internet, Laptop, Smartphone, bom nuklir, pesawat ruang angkasa. dan masih banyak lagi peradaban manusia yang jauh di atas makhluq yg dinamakan oleh manusia indonesia Kera dan Monkey oleh manusia inggris. saat ini para kera itu bahkan belum mengerti tentang apa itu baju dan komunikasinya sangat terbatas. sangat kontras bukan...
 Selain itu manusia juga memiliki semua sifat makhluq yang diciptakan oleh allah. manusia memiliki nafsu seperti binatang, manusia memiliki kemungkinan berhati seperti syetan atau berhati seperti malaikat. manusia memiliki roh pastiinya yang membuat semua hidup. karena itu, ada hakikat yang mengatakan bahwa manusia memiliki DERAJAT yang sangat tinggi di sisi allah SWT jika ia bisa mengontrol sifat buruknya. Namun, Tidak ada jaminan sifat - sifat ini akan bertahan karena sangat dinamis.
 Cerita di atas adalah sedikit pemahaman saya yang akhirnya saya simpan dalam memory kepala menjadi pengalaman pribadi.  pengalaman ini bertentangan dengan pengalaman Darwin yang seperti menganalogikan manusia sebagai keturunan kera berjuta tahun lalu. padahal dalam banyak penelitian belum bisa dibuktikan secara nyata. pengalaman saya ini memang lebih mendukung pemikiran orang timur ketimbang pemikiran orang barat.
 saya terceletuk untuk menuangkan pemikiran ini karena terusik ke iman an ini dengan beredarnya teori Darwin yang berusaha mengobrak abrik dasar kepercayaan saya. Guru Sekolah saya juga berkata bahwa ini hanyalah sebatas teori bukan hukum, teori itu masih berbentuk hipotesa yang mungkin benar mungkin juga salah. Teori masih perlu diuji dan dapat gagal apabila terbukti gagal, contohnya seperti teori Geo sentris.
 Pengalaman Pribadi saya juga sudah meyakini bahwa jin itu ada( bukan hanya percaya), karena dahulu saat saya masih kecil melihat jin itu sudah saya alami sendiri. beranjak dewasa saya mencari tahu tentang ketuhanan, syetan dan malaikat dari filsafat barat maupun timur. banyak hal yang saya pertentangkan, namun yang paling bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala ini hanyalah Filsafah Timur yang sudah sangat berpengalaman.Â
 Kita seringkali terpengaruh oleh pengalaman orang lain dari BUKU, TV, GAME,dll  tanpa mempertimbangkan pengalaman apa yang kita alami. jika peengalaman orang lain itu membangun, itu sangat bagus untuk diserap. Namun, jika pengalaman orang lain itu membingungkan dan buruk, sebaiknya hindarilah. berhati-hatilah karena  setiap hari kita di bombardir oleh banyak pengalaman.
             Ingatlah : Pengalaman adalah Guru paling Berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H