Mohon tunggu...
Milany Dwi
Milany Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

hello it's mee millo🌻

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meningkatkan Perekonomian Kota Madiun melalui Revitalisasi Bangunan Kompleks Bosbow sebagai Wisata Edukasi Sejarah

30 Desember 2024   15:41 Diperbarui: 30 Desember 2024   17:52 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto depan bangunan Bosbow

Kota Madiun, yang dikenal sebagai "Kota Pendekar", pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi Kota Madiun terus menunjukkan tren positif, secara komulatif mencapai 5,55% pada triwulan III 2024, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor primer yang tumbuh hingga 8,53%. Oleh karena itu, untuk terus mendorong pertumbuhan diperlukan inovasi dan strategi yang lebih kreatif dengan meningkatkan potensi ekonomi yang ada. Salah satu potensi berharga yang dimiliki kota ini adalah keberadaan Kompleks Bosbow, sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan banyak cerita dan nilai sejarah. Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi fisik bangunan ini semakin memperhatinkan dan kurang perhatian yang layak. Dengan upaya revitalisasi bangunan Kompleks Bosbow sebagai wisata edukasi sejarah, langkah ini tidak hanya akan memperkaya pengalaman wisatawan tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian Kota Madiun.

Denah Kompleks Bosbow (sumber Maps.kit.nl)
Denah Kompleks Bosbow (sumber Maps.kit.nl)

Warga Kota Madiun biasanya mengenal kompleks bangunan ini dengan sebutan Bosbow, terletak di Jalan Diponegoro, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kota Madiun. Dilihat dari arsitektur, bangunan ini memiliki ciri khas bangunan peninggalan kolonial Belanda yang menggabungkan gaya Eropa dengan elemen lokal, menciptakan karakter yang unik dan menarik. Selain itu, sejarah awal bangunan ini dimulai sejak masa kolonial Belanda. Didirikan pada tahun 1912 sebagai Sekolah Pendidikan Calon Pamong Praja atau Opleiding School Voor Inlandsch Ambtenaren (OSVIA) dalam bahasa Belanda, yang bertujuan mendidik pegawai negeri lokal dan menjadi pusat pendidikan bagi calon pemimpin daerah.

Pada tahun 1939, kompleks ini bertransformasi menjadi Sekolah Kehutanan Menengah Atas atau Middlebare Boschbouwschool (MBS). J.H Becking, beliau merupakan pimpinan Jawatan Kehutanan sekaligus memprakarsai pendirian MBS, dengan tujuan untuk mempersiapkan tenaga ahli di bidang kehutanan. Setelah tiga tahun beroperasi MBS Madiun terpaksa ditutup dan dilarang pada masa penjajahan Jepang, padahal sekolah ini dapat menarik siswa dari seluruh pulau Jawa, dan pada tahun ajaran pertama MBS memiliki 60 murid yang berasal dari berbagai daerah.

Setelah ditutupnya MBS pada tahun 1942, sekitar tahun 1950 hingga 1970 Kompleks Bosbow sempat digunakan oleh Batalyon 508 sebagai markas militer setelah Indonesia merdeka. Meskipun tidak lagi digunakan sebagai sekolah, kompleks ini masih menjadi tanggung jawab militer dan berfungsi sebagai asrama Korem 081/DSJ hingga saat ini.  

Dengan mengulik sejarah bangunan Kompleks Bosbow ternyata bangunan ini memiliki nilai arsitektur dan sejarah yang tinggi. Meskipun berpotensi besar sebagai objek wisata edukasi sejarah dan cagar budaya, masih banyak orang yang belum mengetahui keberadaan kompleks ini dan potensi sejarahnya. Setelah ditelusuri, fungsi bangunan saat ini hanya digunakan sebagai asrama Korem 081/DSJ saja sehingga kurang dioptimalkan dan dimanfaatkan dengan baik. Padahal luas Kompleks Bosbow sangat luas dan beberapa kondisi fisik bangunan semakin memperhatinkan akibat kurangnya pemeliharaan, perhatian, dan dana untuk pelestarian dari pemerintah. Jika dibiarkan terbengkalai begitu saja, justru akan merusak pemandangan karena lokasi kompleks ini berada di tengah kota. 

Menurut data dari Dinas Pariwisata Kota Madiun, sektor pariwisata memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Dengan begitu perlu adanya revitalisasi pada bangunan ini, revitalisasi harus mencangkup perbaikan fisik bangunan, pengembangan fasilitas pendukung, serta penyelenggaraan berbagai acara dan program guna untuk mengembalikan fungsi bangunan sebagai pusat kegiatan budaya dan edukasi serta dapat meningkatkan daya tarik wistawan. Sehingga nantinya berdampak postitif pada sektor ekonomi, seperti peningkatan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, dan menjadi pusat pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar lokasi.

Jika revitalisasi telah diwujudkan maka untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, pemerintah harus menyiapkan beberapa strategi. Yang pertama, tentu harus ada pengelolaan yang baik, kedua menjadikan bangunan ini sebagai objek wisata edukasi sejarah karena, salah satu keunggulan adanya wisata edukasi sejarah adalah dapat memberikan pengetahuan kepada para pengunjung wisatawan. Dengan mengadakan program-program edukasi, seperti workshop, pameran kesenian, dan bisa juga menciptakan tur sejarah dengan rute wisata yang menarik dari beberapa kawasan heritage lainnya di Kota Madiun. Sehingga dapat meningkatkan kunjungan secara keseluruhan. Selain itu, pemerintah harus berkolaborasi dengan sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar sejarah secara langsung.  

Nantinya revitalisasi juga mencangkup pengembangan fasilitas pendukung, seperti pusat informasi, mengubah alih fungsi beberapa bangunan misalnya menjadi sebuah kafe yang berkonsep ala konial, kemudian adanya toko souvenir atau oleh-oleh yang menjual produk lokal khas Kota Madiun. Dengan begitu tidak hanya meningkatkan pengalaman dan daya tarik wisatawan saja namun, juga memberikan peluang bagi masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi.

Revitalisasi Kompleks Bosbow sebagai wisata edukasi sejarah tentu menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi agar upaya tersebut nantinya dapat berhasil. Tantangan pertama, berupa perizinan dan regulasi yang pastinya memperlukan izin dari berbagai instansi pemerintah dan terkadang proses ini memakan waktu, cenderung rumit karena melibatkan beberapa pihak. Untuk saat ini Kompleks Bosbow masih di bawah tanggung jawab militer. Solusinya bisa dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah agar mempercepat proses perizinan. Kedua, keterbatasan anggaran karena proyek revitalisasi sering kali memperlukan investasi yang signifikan, maka diperlukan dukungan pemerintah atau investor swasta. Ketiga, banyak kerusakan struktural pada bangunan ini sehingga memperlukan perbaikan mendalam dan pada proses renovasi harus ada penilaian menyeluruh pada kondisi bangunan serta mengunakan tenaga ahli dalam restorasi bangunan besejarah. Hal Itu penting dalam menjaga keseimbangan antara modernisasi dengan pelestarian untuk menjaga keaslian karakter bangunan. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian bangunan bersejarah perlu dilakukan. Masyarakat harus diajak untuk berperan aktif dalam bertanggung jawab, menjaga, serta merawat bangunan bersejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun