Mohon tunggu...
Mila Nurochmah
Mila Nurochmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Global Hunger dalam Pembangunan di Sudan Selatan

24 Januari 2022   16:36 Diperbarui: 24 Januari 2022   16:47 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Dimana yang sudah kita ketahui bahwa negara Afrika Utara merupakan salah satu negara miskin didunia, terlebih lagi karena sering terjadinya konflik di negara ini seperti di Sudan Selatan yang mengakibatkan masyarakat mengalami krisis pangan dan kelaparan. Isu ini tidak hanya menjadi ancaman di negara-negara dikawasan Afrika Utara, namun juga menjadi permasalahan global, dimana atensi dunia internasional terhadap isu ini sangat besar. Keterlibatan serta atensi dunia internasional merupakan gejala yang membuktikan bahwa isu ini bisa merangsang atau mempengaruhi instabilitas serta perdamaian dunia sehingga dibutuhkan suatu aksi atau tindakan bersama untuk menuntaskan masalah ini. Sehingga ini menjadi Isu krisis pangan dunia atau isu kelaparan dunia (Global Hunger).

Sudan Selatan ini juga merupakan salah satu negara yang mengalami krisis pangan dan krisis kelaparan terburuk secara global, dengan sekitar lebih dari 2,5 juta orang dalam keadaan darurat atau tingkat kerisis pangan angkut yang lebih buruk akibat dari konflik perang saudara yang berlangsung selama lima tahun lamanya dan diperparah lagi dengan rentannya negara tersebut terhadap adanya perubahan iklim, termasuk banjir, kekeringan, dan yang terbaru, serangan belalang. Hal ini tidak hanya menyebabkan krisis pangan namun juga menyebabkan ribuan orang meninggal, kelaparan, penyakit dan jatuhnya perekonomian nasional Sudan Selatan.

Bencana kelaparan yang terjadi di Sudan Selatan merupakan dampak dari konflik antara Sudan Selatan dan Sudan Utara yang bersengketa tentang minyak di daerah perbatasan. Selain itu konflik internal di Sudan Selatan juga mempengaruhi stabilitas ketersediaan pangan di negara ini. Kekurangan pangan yang terjadi di Sudan Selatan menggerakkan beberapa peran dari organisasi internasional seperti WFP (World Food Programme) selaku organisasi internasional yang bertugas untuk menangani masalah krisis pangan, sehingga WFP bertindak secara langsung untuk menangani bencana krisis pangan yang terjadi di Sudan Selatan ini. Krisis pangan yang dialami oleh Sudan Selatan pasca konflik yang terjalin membuat pemerintah Sudan Selatan wajib memakai WFP selaku arena dalam menanggulangi krisis pangan yang terjalin di wilayahnya

Kemudian, salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya krisis pangan di Sudan Selatan yaitu setelah ditutupnya jalur pipa minyak oleh Sudan Utara. Pemblokadean yang dilakukan Sudan Utara mengakibatkan stok pangan ke Sudan Selatan berkurang sehingga meningkatnya harga pangan diwilayah Sudan Selatan. Ketidakamanan wilayah Sudan Selatan menjadi ancaman terhadap ketahanan pangan termaksud masalah infrastruktur, daya beli dan aksesbilitas masyarakat.

Membangun ketahanan pangan menjadi point penting untuk menanggulangi krisis pangan ini. Pembangunan pertanian merupakan elemen penting dalam ketahanan pangan itu sendiri, karena dapat meningkatkan komoditas pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketahanan pangan bukan hanya sekedar pemenuhan produksi makanan, tetapi merupakan persoalan yang lebih kompleks, yang memiliki perspektif pembangunan dan ekonomi politik. Kemiskinan kini telah menjadi perhatian utama dunia internasional, bisa dibuktikan dari dijadikannya semangat "pemberantasan kemiskinan" sebagai target utama Millenium Development Goals (MDGs).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa problem dari isu ini bersifat berantai dan melibatkan banyak negara. Karena itu, jika hanya mengandalkan WFP saja saya kira belum cukup karena ini usaha kolektif yang perlu dilakukan untuk bisa mengurangi dampak dari krisis pangan. Berbicara mengenai peran dari organisasi internasional WFP ini juga diniliai efektif namun tidak efisien, karena bantuan tersebut hanya bersifat sementara, dan tidak mungkin Sudan Selatan selalu tergantung terhadap bantuan organisasi internasional tersebut.

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun