Setiap orang mempunyai pilihan begitu juga dalam hal pekerjaan, pilihan menjadi wiraswasta di negara maju, sebenarnya bisa di lakukan untuk yang berminat menjadi immigran. Hanya memang menjadi wiraswasta di negara maju membutuhkan modal dan kekuatan tersendiri, apalagi bagi para immigran. Rata-rata negara maju juga banyak immigran, banyak komunitas dari negara lainnya. Tak heran jika yang punya komunitas cukup banyak pilihan menjual bahan makanan ataupun membuka restorang yang menyediakan makanan negara asal merupakan suatu pilihan juga.
Di negara saya banyak juga restoran atau toko-toko yang menjual bahan makanan dari beberapa komunitas cukup besar, contohnya Libanon, Marocco, Philiphina, Vietnam,Italia, Rusia,Bulgaria,China dan India. Kebetulan kelihatan komunitas Indonesia tak begitu kuat di sini, sehingga untuk membeli bahan makanan Indonesia harus mencarinya di toko-toko Asia, baik itu China,Vietnam,atau Philiphina. Â Lumayan sedikit banyak di jumpai bahan makanan yang sekedar menghilangkan rasa rindu.
Untuk berwiraswasta di negara maju memang bukan hal mudah, sekedar membuka tokopun permodalannya lumayan tinggi. Sejak |+_ 16 tahun saya perhatikan jika itu toko yang memulai dengan membukanya langsung kebanyakkan cepat tertutup, rata-rata yang bertahan usia toko bukan yang baru 1-2 tahun, bisa di katakan puluhan tahun. Imigran yang berimmigrasi melalui immigrasi investasi salah satunya membeli toko/restoran  yang sudah ada. Toko-toko /restoran ini sudah mempunyai supplier dan customer tetap. Saya sedikit memberi gambaran berapa kira-kira nilai investasi untuk membeli toko ini. Pada toko-toko yang menjual majalah/koran/rokok/permen,dsb  sedikitnya harga yang di tawarkan pada lokasi bagus berkisar +- $ 50.000 harga ini baru harga dimana kita akan punya pelanggan/supplier. Sedangkan untuk sewa toko jika lokasi di mall/jalan yang ramai umumnya sewa perbulan tokonya berkisar $ 2.500 - $ 3.500  dengan ukuran +_ 500 sqf-1000 sqf , selain hal ini perlu menyediakan dana harga total barang sisa toko, perhitungan dalam 1 tahun dari mulai sewa dan persiapan untuk membayar supplier, perlu menyediakan $ 150.000.
Sedangkan pada restoran ukuran kecil dimana restoran ini dekat dengan perkantoran/pabrik  sedikit banyak harga penawaran berkisar $ 500.000 -$ 750.000,-  ini bukan restoran fast food seperti yang tersebar di banyak negara, untuk yang sejenis itu dengan badut celana  kuning , kira-kira +_ 18 tahun lalu sdah perlu investasi  berkisar $ 1.000.000. Harga ini semua belum termasuk harga bangunan baik sewa/beli. Begitulah jika ingin memulai usaha di negara maju. Sering kali saya membaca tulisan barang Indonesia mahal di negara maju. Bagi orang awam akan menilai seperti itu, yang bergerak di dalamnya tentu tahu, kenapa mahal.
Pengalaman saya sendiri, ketika saya mendatangkan container senilai $ 45.000  harga yang perlu di bayarkan ke Indonesia, di tambah urusan pengiriman dimana sampai pelabuhan perlu keluar biaya pengiriman +_ $ 6.000 jika pas season +_ $ 7.500  di tambahan biaya beaya cukai +_ $ 3.500 ( kebetulan termasuk bea murah barang Indonesia) ini belum termasuk jika ada pemeriksaan bea cukai dimana ada tambahan +_ $ 2.000 dan kerusakkan barang, karena biasanya negara maju barang di keluarkan dengan alat-alat, belum lagi ada pengeluaran barang ke gudang dengan truck yang tergantung jauh dekatnya bisa $ 1.500 di tambah mengeluarkan barang sendiri dari container yang tagihan perjam $15/orang , dimana umumnya mau tidak mau untuk memakai tenaga 2 orang $ 240. Disini sewa gudang juga bukan hal murah, pada daerah pergudangan dengan biasanya luas  5.000 sqf  berkisar $ 5.000. Inilah perjalanan barang dari Indonesia ke negara saya tinggal. Saya beberapa kali mengadakan pameran di mall-mall , dimana untuk 2 minggu hal biasa $ 7.500 untuk ukuran 300 sqf, dan gaji tenaga yang jaga pameran perjamnya $ 15. Ini baru pengeluaran rutin jika ikut pameran 3 bulan sekali. Di tambah harga sewa toko saya juga $ 6.000/ 3.500 sqf.  Urusan iklan bukan hal murah juga, pada majalah dekorasi dimana memuat gambar 1/3 halaman tak kurang $ 5.000, urusan iklan yang harus di sebar ke rumah-rumah sekali cetak di tambah pengiriman mencapai $ 7.500-$ 10.000 tergantung luas daerah. Jika masuk TV tak kurang $ 30.000 penanyangan seminggu sekali bukan pada jam bagus atau acara yang punya ranting tinggi, dimana biasanya hanya 2 menit waktunya. Jangan lupa ada pajak,listrik,dan lainnya.
Karena hal itulah sering kali jika yang tak tahu bicara mahal sekali, beli di Indonesia berkisar 10 jt harus bisa saya  jual sedikitnya $ 5.000, karena biaya di negara maju juga tinggi. Kita tak bisa menghitung dollar ke rupiah begitu saja,  jika saya membeli barang dalam rupiah, pengeluaran biaya disini dalam rupiah dan jual dalam dollar tentu saja keuntungan saya besar, namun saya punya pengeluaran dalam dollar, hanya pembelian barang dalam rupiah. Ibarat tenaga kerja jika kerja di bayar dollar dan semua pengeluaran rupiah, akan dapat banyak, hanya seperti saya tidaklah banyak, semua ada hitungannya.  Kebetulan memang saya bermain untuk menengah atas dan atasnya disini, jadi memang kwalitas barang serta harga tak bisa main banyak, berhadapan dengan orang yang pintar juga harga tak pas hanya pergi tak ada tawaran menawaran seperti di pasar, begitu juga ke piawanan salesman saya yang punya komisi cukup tinggi juga, jika pameran satu hal karena hanya barang hiasan kecil, tak perlu sekali untuk bicara banyak, lain jika yang di jual lumayan besar, mau tidak mau harus pintar-pintar untuk customer membelinya. Sedikit gambaran perjalanan barang-barang Indonesia yang menjadi mahal di negara maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H