Mohon tunggu...
Sarmila
Sarmila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Mahasiswa

Stay humble

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja dan Dampaknya terhadap Bahasa Indonesia Baku

24 September 2024   22:25 Diperbarui: 24 September 2024   22:27 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa gaul muncul seiring dengan perkembangan teknologi dan budaya pop yang cepat. Dalam era digital, terutama melalui media sosial, remaja dengan mudah mendapatkan akses informasi dan berinteraksi satu sama lain. Istilah-istilah baru sering kali muncul dan menjadi populer di kalangan mereka. Contoh istilah yang umum digunakan antara lain "kece" (keren), "baper" (bawa perasaan), dan "ngab" (bro atau kawan).

Pengaruh budaya luar, terutama dari film, musik, dan internet, juga menjadi salah satu faktor yang mendorong munculnya bahasa gaul. Banyak remaja yang terpengaruh oleh budaya asing dan mengadopsi istilah-istilah dari bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Selain itu, penggunaan bahasa gaul sering kali dianggap lebih santai dan mengedepankan rasa kebersamaan di antara teman sebaya.

Dampak Terhadap Bahasa Indonesia Baku

Penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja memberikan dampak yang beragam terhadap Bahasa Indonesia baku. Berikut beberapa dampak yang perlu dicermati:

1. Perubahan dalam Penggunaan Bahasa: Bahasa gaul sering kali mengubah cara remaja berkomunikasi. Mereka cenderung lebih memilih menggunakan istilah gaul dibandingkan dengan bahasa baku. Hal ini bisa mengakibatkan penurunan pemahaman terhadap tata bahasa yang benar dan penggunaan kosakata yang sesuai.

2. Penurunan Kualitas Bahasa: Ketika bahasa gaul menjadi dominan, ada kemungkinan bahwa kualitas bahasa yang digunakan dalam komunikasi formal berkurang. Dalam konteks pendidikan, ini bisa memengaruhi kemampuan siswa dalam menulis dan berbicara dengan baik dan benar.

3. Pencampuran Bahasa: Munculnya istilah-istilah baru dalam bahasa gaul sering kali menyebabkan pencampuran antara bahasa gaul dan bahasa Indonesia baku. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan, terutama bagi orang yang tidak akrab dengan istilah-istilah baru tersebut.

4. Identitas Sosial: Bahasa gaul sering kali digunakan sebagai simbol identitas di kalangan remaja. Mereka yang menggunakan bahasa gaul merasa lebih dekat dan terhubung satu sama lain, tetapi hal ini juga bisa menciptakan jurang pemisah antara generasi yang lebih tua yang lebih mengutamakan penggunaan bahasa baku.

Kesimpulan

Perkembangan bahasa gaul di kalangan remaja merupakan fenomena yang tidak dapat diabaikan. Meskipun penggunaan bahasa gaul memberikan kebebasan berekspresi dan kedekatan di antara rekan-rekan sebaya, dampaknya terhadap Bahasa Indonesia baku juga cukup signifikan. Penting bagi pendidik dan orang tua untuk menyadari perkembangan ini dan memberikan arahan yang tepat agar remaja dapat menggunakan bahasa dengan baik, baik dalam konteks formal maupun informal. Dengan demikian, diharapkan bahwa Bahasa Indonesia baku tetap terjaga keberadaannya di tengah pesatnya perkembangan bahasa gaul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun