[caption id="attachment_283022" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber foto: merdeka.com "][/caption]
Jelang perhelatan akbar Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014, partai politik berbasis Islam kembali memunculkan wacana menggalang koalisi untuk mengusung calon presiden. Koalisi partai politik berideologi Islam mulai didengungkansebagai alternatif pada pemilihan umum presiden 2014 mendatang. Koalisi diharapkan dapat menyatukan umat Islam yang tersebar di berbagai partai politik.
Sejumlah tokoh Islam mulai disebut sebagai calon presiden (capres) yang akan diusung, seandainya koalisi benar-benar terjadi. Tokoh-tokoh Islam itu antara lain, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Dewan Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Presiden PKS Anis Matta.
Dari nama-nama yang muncul itu, Hatta dianggap sebagai tokoh yang layak diusung. Hal ini diakui oleh sejumlah kalangan dan pengamat politik. Sejauh ini saya melihat nama Hatta yang benar-benar muncul dari sejumlah nama tokoh Islam yang ada. Hatta memiliki popularitas yang lebih tinggi ketimbang tokoh-tokoh tersebut. Saya meyakini bahwa Hatta bisa mengatasi tantangan tersebut, karena dia teruji memiliki keunggulan dalam berkomunikasi politik yang baik. Sejak mahasiswa Hatta dikenal sudah aktif di berbagai organisasi kampus dan luar kampus. Selepas mahasiswa pun Hatta aktif di berbagai organisasi profesi, cendekiawan, dan kemasyarakatan.
Rekam jejak Hatta di partai politik dan pengalamannya di birokrasi tidak perlu diragukan lagi. Sangat jarang ada anak bangsa yang menduduki jabatan empat menteri di empat kementerian berbeda pada masa kepemimpinan dua presiden berbeda. Di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, Hatta Rajasa dipercaya menduduki jabatan Menteri Negara Riset dan Teknologi. Kemudian, pada masa pemerintahan Presiden SBY, Hatta Rajasa dipercaya sebagai Menteri Perhubungan (2004-2007), Menteri Sekretaris Negara (2007-2009), danMenteri Koordinator Perekonomian (2009-sekarang).
Sebagai informasi, awal bulan November lalu Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menempatkan Hatta Rajasa di posisi puncak sebagai tokoh partai muslim nasional yang paling kuat di antara tokoh-tokoh Islam lainnya dan berpeluang mencalonkan diri sebagai Capres ataupun Cawapres. Hatta Rajasa meraih 31,3 persen, mengalahkan Yusril Ihza Mahendra 15,2 persen, Muhaimin Iskandar 11,8 persen, Suryadharma Ali 10,7 persen dan Anis Matta 7,5 persen.
Peneliti LSI Menko Perekonomian tersebut dinilai sebagai tokoh yang fleksibel, dan elektabilitasnya paling baik diantara elektabilitas tokoh Islam lain. Hatta juga berada dalam naungan sebuah partai yang mempunyai elektabilitas paling tinggi di antara partai islam.
Akhir pekan kemarin sebuah Organisasi Kepemudaan Islam yakni Gerakan Pemuda Islam (GPI) memberikan penghargaan kepada Hatta Rajasa sebagai tokoh Islam yang berprestasi. Rencananya penghargaan tersebut akan diserahkan saat GPI menggelar Muktamar ke-9 di Medan, Sumatera Utara, 9-11 Desember 2013 ini. Penghargaan kepada Hatta, menurut saya sangat tepat karena dinilai sebagai tokoh Islam berprestasi dan berpengaruh. Oleh karena itu harapan rakyat Indonesia untuk mempunyai tokoh Islam yang sangat mumpuni itu kini ada di tangan Hatta Rajasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H