Aku menyukainya. Lalu kenapa ?? Kenapa kalian terdengar tak berkenan ? Kenapa masih keluar kalimat - kalimat keberatan ? Apa ada yang merasa dirugikan ?
Aku mencintainya.. Lalu kenapa ?? Apa itu aneh di mata kalian? Toh dia laki- laki dan aku perempuan. Dia lajang dan aku tak ada ikatan. Apa karena dia duda dan kaya, dan karena aku remaja dan belum punya apa- apa, lantas jadi tak pantas mencintainya ??
Aku memujanya...Lalu kenapa ?? Apa itu sebuah kesalahan ? Mengagumi satu dari sekian makhluk yang paling sempurna (setidaknya di mataku) yang pernah diciptakan Tuhan ?
Dan kemudian, aku menikah dengannya..Kenapa kalian serentak menganga ?? Dan beramai - ramai membelalakkan mata ??? Sikap kalian itu seakan - akan aku ini telah dinikahi oleh seekor kera yang hina dina...!! Hey...dia manusia, saudara - saudara...! Dia bernapas, makan, tidur, bercinta dan buang hajat , sama seperti kalian. Bedanya dia berperilaku hormat kepada siapa saja, dan kalian masih merasa sesuci malaikat setelah puas  menghujat sesama.
Kukatakan pada kalian, aku memang benar - benar  menyukainya. Menyukai setiap helai rambutnya yang mulai memudar kepekatannya. Terpesona kerut -kerut di  keningnya yang beranak pinak bila dia tertawa. Terbius bulir - bulir keringatnya yang berbau mentega setelah dia berolahraga. Bahkan dia nampak begitu seksi, walau hanya memakai singlet putih saja.
Aku mencintainya, benar - benar mencintainya, mencintai lelaki yang nikmat dengkurannya sering membuatku insomnia. Mencintai pria yang menurut kalian lebih pantas  kupanggil dengan sebutan ' Ayah ' bahkan ' Opa '. Ahh..kalian benar- benar buta..Dia suamiku, bukan ayahku apalagi kakekku. Adalah sebuah penghinaan menyamakan dirinya dengan ayahku. Karena sampai ultahku yang ke-18 kemarin, aku tak tahu seperti apa wujud dan rupa lelaki yang telah menghamili ibuku.
Dan benar, aku sangat memujanya. Memuja setiap inci kulit merahnya yang mulai keriput dan menua. Mengagumi  tubuh tegapnya yang tak termakan renta. Dan satu lagi, kuharap kalian yang mengetahui ini, ada yang mati karena iri. You know what ? He's old , but still hot..!!! Di usianya yang ke-65 , dia menyentuhku tanpa  butuh obat perkasa.
Jadi kalian yang katanya berbudaya tepa selira, berhentilah menghujatku. Berhentilah mencacinya. Berhentilah melihat kami dengan menahan tawa. Berhentilah menudingku sebagai gadis pemburu harta. Stop mengatai  aku bersuamikan manula. Stop mengatakan kami ' Pasangan Kakek dan Cucunya '...!!
Jika memang rasa sukaku, cintaku, dan kekagumanku adalah sebuah dosa di mata kalian, biarlah Dia, Sang Pemilik semua rasa ini, yang berhak menghakimi, mengadili, dan menjatuhkan sanksi terhadap apa yang kalian sebut dengan ' cinta liar ' ini. Â Dan biar di tangan- Nya sajalah kusandarkan akhir cerita cinta yang menurut kalian sangat tak biasa.
Ahhh...rempongnya bersuamikan manula...!!
Salam Kompasiana,