Mohon tunggu...
Mila Fitri Fauziah
Mila Fitri Fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - milaff

حَمَاسَة

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Sunda "Basa Indung" Orang Purwakarta

22 Januari 2022   17:17 Diperbarui: 22 Januari 2022   17:20 2397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak mengenal "kota Pensiun"? Kota yang familiar di Jawa Barat? Ya, Betul sekali! Kota tersebut bernama Purwakarta. Kota yang beriklim tropis dan cocok menjadi rekomendasi khalayak ramai untuk sekadar singgah atau berwisata baik kuliner maupun alam.

Secara etimologis kata "Purwakarta" berasal dari kata "Purwa" yang artinya permulaan dan "karta" yang berarti ramai atau hidup. Berdasarkan letak geografis, kota ini termasuk kota yang strategis karena berada pada jalur lalu lintas antara Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon. Bahasa Ibu yang digunakan di kota ini adalah Bahasa Sunda. Bahasa Warga Jabar yang harus dilestarikan.

Bahasa Sunda yang digunakan oleh sebagian masyarakat Purwakarta cenderung berjenis campur kode atau menggunakan dua bahasa dalam suatu tuturan, tetapi tidak mengubah tujuan atau makna percakapan. Terbukti ketika saya mendengar beberapa anak muda yang akan memesan sate maranggi di sekitaran Taman Sri Baduga, dengan percakapan berikut:

A: Ih ceuk akumah mending pesen satenya 15 tusuk aja (menurutku mending pesan satenya 15 tusuk aja )

B : Kebanyakan geura kalo segitumah (kayaknya kebanyakan deh)

C : Kan entar pake sangu ketan bakal wareug ih (Nanti kan pakai nasi ketan jadi kenyang)

B : Iya , 10 tusuk aja weh (Iya 10 tusuk saja)

A : Iya sok atuh (Oke boleh)

Berdasarkan percakapan tersebut, bahasa Sunda yang digunakan oleh sebagaian anak muda Purwakarta, bukan sepenuhnya bahasa Sunda melainkan berjenis campur kode dengan bahasa Indonesia. Percakapan tersebut memang tidak salah karena antara penutur dan mitra tutur saling memahami makna yang diujarkan dan percakapan tersebut dilakukan dalam situasi tidak resmi.

Menurur artikel yang pernah saya baca sebagai salah satu upaya kita untuk melestarikan bahasa daerah agar keberadaanya tetap lestari maka gunakanlah bahasa daerah dengan baik berdasarkan undak usuk basa atau pedoman cara berbahasa Sunda yang sesuai. Dapat disimpulkan bahwa kita perlu meningkatkan beberapa gerakan sebagai upaya pelestarian bahasa sebagai contoh yuk simak kegiatan yang bisa dilakukan :

  1. Berbahasa daerah di ruang lingkup keluarga dan tongkrongan setempat
  2. Semangat untuk terus menggunakan bahasa daerah
  3. Membuat karya atau tulisan menggunakan bahasa daerah
  4. Membuat vlog atau blog tentang bahasa daerah
  5. Membuat komunitas bangga akan bahasa daerah

Begitupun dengan bahasa Indonesia, kita dituntut untuk berbahasa Indonesia yang baik dan  benar. Baik berarti mempertimbangkan aspek  situasi, mitra, lokasi dan pokok yang dibahas. Sedangkan, benar berarti harus mematuhi kaidah penulisan yang telah tercantum dalam KBBI atau PUEBI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun