Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial manusia. Dari sudut pandang sosiologi, komunikasi tidak hanya sekedar sarana penyampaian pesan antar individu, tetapi juga sarana pembentukan struktur sosial dalam masyarakat. Sebagai bagian dari interaksi sosial, komunikasi memungkinkan individu dan kelompok berinteraksi, bertukar informasi, serta membentuk nilai dan norma yang berlaku dalam suatu komunitas. Platform komunikasi modern seperti media massa dan internet juga berperan penting dalam membentuk persepsi sosial dan mengendalikan dinamika sosial di masyarakat.
Sosiologi komunikasi mempelajari bagaimana komunikasi tidak hanya mempengaruhi hubungan antar individu, tetapi juga berperan dalam membangun dan memperkuat struktur sosial. Misalnya, dalam konteks keluarga, pendidikan, atau organisasi, komunikasi menjadi saluran untuk menyebarkan nilai-nilai, aturan, dan harapan sosial yang diterima secara kolektif. Seluruh interaksi yang terjadi, termasuk percakapan langsung, media massa, dan media sosial, berkontribusi dalam membangun konsensus sosial yang memengaruhi norma dan cara pandang  kelompok terhadap isu-isu tertentu. Komunikasi dengan demikian menjadi suatu mekanisme yang mengintegrasikan masyarakat dalam kerangka sosial tertentu.
Selain itu, komunikasi juga berperan dalam perubahan sosial. Melalui komunikasi, nilai-nilai dan ideologi yang berlaku di masyarakat dapat dipertanyakan, diperdebatkan,  bahkan diganti dengan ide-ide baru. Misalnya, gerakan sosial seperti gerakan hak asasi manusia dan feminisme seringkali memperoleh kekuatan melalui komunikasi yang efektif, termasuk demonstrasi, kampanye media, dan penyebaran informasi melalui platform digital. Dengan demikian, komunikasi  tidak hanya berfungsi sebagai alat penghubung, tetapi juga sebagai alat perubahan, pengubahan pandangan dan norma-norma yang selama ini dianggap tetap dan sakral.
Namun komunikasi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap pembentukan struktur sosial. Komunikasi yang tidak seimbang atau terdistorsi, seperti melalui media dan propaganda yang bias, dalam beberapa kasus dapat memperburuk kesenjangan sosial dan mempertahankan status quo yang merugikan kelompok tertentu. Yang penting di sini adalah kesadaran kritis tentang bagaimana informasi disebarkan dan diterima di masyarakat. Oleh karena itu, sosiologi komunikasi memandang proses komunikasi tidak hanya  sebagai mekanisme pembentukan sosial, tetapi juga sebagai alat  untuk mempertahankan atau melemahkan struktur sosial yang ada. Dalam hal ini, peran aktif individu dan kelompok dalam mengelola komunikasi menjadi kunci untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Mila Febriani, Sarjana Ilmu Komunikasi
Universitas Pamulang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H