Mohon tunggu...
Miladia Saida
Miladia Saida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualikum Teman-teman, terimakasih sudah berkunjung keprofil kami!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hadirnya Hanya untuk Merusak

30 April 2021   21:45 Diperbarui: 30 April 2021   21:49 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum teman-teman semua, salam toleransi dari saya.kali ini saya akan membahas sesuatu lang lagi gencar-gencarnya yang sudah muncil kembali, yaitu terorisme saat ini terorisme sudah moncul kembali dari sekian lama kita sudah tenang dengan hilangnya dantidak munculnya terorisme.

Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Undang-undang Nomer 5 Tahun 2018 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang.

Aksi dan tindakan yang dilakukan kelompok berpaham kekerasan dan terorisme tentu tidak terjadi begitu saja. Pasti ada motif dibalik teror tersebut. Ada beragam motif yang demikian kompleks yang memicu terjadinya tindak radikal terorisme, salah satunya adalah motif ideologis.

Ya, aksi kekerasan dan teror bom yang mereka lakukan dengan menimbulkan banyak korban jiwa menjadi fenomena yang banyak diperbincangkan. Tak sedikit yang mempertanyakan, apa yang melatarbelakangi munculnya aksi terorisme?

Menjawab pertanyaan itu, banyak pakar meyakini bahwa bahwa faktor ideologi menjadi hal yang signifikan dan mendorong mencuatnya terorisme. Ya, dibalik maraknya terorisme hingga sekarang ini ternyata didasari oleh motif yang sifatnya ideologis.

Salah satu motif ideologis para pelaku terorisme adalah ingin mendirikan negara Islam yang selama ini menjadi entri poin perjuangan mereka. Pelaku terorisme mayoritas didominasi oleh orang muslim yang meneguhkan dirinya sebagai islamis. Bahkan tidak jarang mereka (para teroris) dengan lantang menegaskan perbuatannya sebagai bentuk perjuangan (jihad).

Di Indonesia, kelompok radikal terorisme juga melancarkan gerakannya untuk mengganti ideologi Pancasila yang dianggap tidak islami. Pancasila dinilai bid'ah atau bahkan kafir. Mereka ingin mengubah dasar negara kita dengan ideologi syari'at islam dengan semboyan khilafah islamiyyah.

Nah, melihat motif dibalik aksi terorisme tersebut, kita perlu semakin waspada karena hal ini tidaklah main-main. Kita harus bersama-sama menjaga ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan sampai mereka mengganti ideologi yang telah mengakar di masyarakat kita dengan ideologi yang mereka anut yang notabene sebenarnya menyimpang.

Satu hal lagi, kita harus menjaga keutuhan bangsa, jangan sampai terpecah-belah. Itulah salah satu tujuan kelompok radikal terorisme membuat kekacauan, keresahan, dan perselisihan atau konflik di masyarakat.

Kita harus menyadari bahwa persatuan dan kesatuan bangsa harus dipertahankan. Jangan sampai porak-poranda oleh gerakan militan terorisme. Mari jaga bangsa kita dari pengaruh propaganda terorisme. Tugas ini tentu tidak hanya dibebankan kepada satu pihak, misalnya pemerintah. Akan tetapi seluruh elemen masyarakat harus bersatu, bekerja sama, bahu-membantu untuk menangkal dan mencegah merebaknya paham serta ideologi radikal terorisme

Mereka yang menjadi terorisme mereka orang-orang yang belum bisa menentukan jalannya dan mereka masih awam akan dampak jikalau mereka menjadi teroris, para teroris ya itu mencari adak muda yang masih kuliah-kuliah yang belum bisa menentukan jalan nya kehidupan mereka dengan baik, dan mereka itu belum bisa menentukan jalan mereka masih lail untuk menjalan kan hidup, mereka yang belum bisa memilih yang baik dan yang buruk. Kita harus tau dan harus berhati hati terhadap orang yang baru kita temui karna terkadang merekalah yang bisa menghasut kita supaya kita bisa masuk pada suatu kelompok kelompok yang tidak benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun