Telah diketahui secara umum bahwa Islam tergolong agama monoteisme; kepercayaan satu Tuhan. Menurut Abid Mushtaq Wani, seorang pengkaji komparatif konsep Tuhan Hindu dan Islam, memiliki dua kecenderungan sekaligus, yaitu panteistik; menyembah kepada semua dewa, dan henoteistik; mempercayai satu Tuhan sekaligus dewa-dewa lain yang lebi rendah.Â
Namun memang bagian besar umat Hindu menyembah banyak dewa dan dewi tetapi mereka percaya bahwa manifestasi dari satu wujud mutlak yaitu Brahman.Â
Brahman adalah penguasa tertinggi dalam konsep ketuhanan Hindu, Ia bersifat kekal, tak terbatas, tak berawal, tak berakhir, serta menguasai jagad raya beserta isinya. Inkarnasi Tuhan dalam manifestasi manusia dan pernyataan antropomorfik lain merupakan perkembangan selanjutnya. Inilah yang dikenal dengan berbagai dewa-dewi sebagai bagian dari konsep ketuhanan Hindu.Â
Adapun kitab suci Hindu yang dikenal dengan sebutan Veda (baca; Weda) memiliki kesamaan dengan Tuhan dan alam semesta, yaitu abadi, menurut aliran Hindu Mimamsa secara spesifik.Â
Dalam ajaran teologisnya, tidak pelu menganggap Tuhan sebagai penulis Veda ataupun Pencipta, karena alam semesta tidak pernah diciptakan. Tidak perlu juga diasumsikan sebagai Pemberi keadilan, karena karma akan mengahsilkan buahnya sendiri.
Selanjutnya, perbandingan konsep dalam Islam disandarkan pada aliran Asy'ariyyah yang mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki keabadian waktu, sedangkan al-Qur'an memiliki keabadian waktu dan hanya Allah satu-satunya yang memiliki esensi keabadiaan karena mendahului alam semesta dan al-Qur'an. Akan berbeda jika ditarik pada konsep ketuhanan Hindu, dalam Islam sifat-sifat Tuhan selalu sepaket dengan Tuhan itu sendiri yang bersifat abadi.Â
Lebih lanjut, bersifat misteri, tidak dapat dijangkau oleh akal manusia tapi hanya digambarkan melalui ayat-ayat al-Qur'an, serta tidak termanifestasikan dalam wujud lain selain Allah Yang Esa.Â
Keesaan Allah-lah yang membawa keteraturan langsung dalam ciptaan, singularitas metafisik dari keesaan Tuhan adalah landasan keberadaan-Nya dalam Islam.Â
Benang merang yang dapat ditarik dalam dua agama ini adalah 'kesamaan' tauhid melalui perspektif yang 'berbeda'. Sejumlah sufi dan mistikus Muslim juga percaya pada bentuk panteime Islam yang dikenal sebagai Wahdat al-Wujud (sifat-sifat Allah). Â
Walaupun Islam dan Hindu sama-sama mengkonsepkan Tuhan dan kitab suci sebagai suatu yang abadi, namun Asy'ari melakukannya dengan mendekatkan al-Qur'an pada Allah sedangkan Mimamsa melepaskan Tuhan dari Veda sebagai unsur yang berdiri sendiri-sendiri.
Berpijak dari pemaparan di atas, IBG Yudha Triguna tampaknya berbeda dalam memandang kategorisasi agama Hindu. Jika Abid Mushtaq mengatakan Hindu memiliki dua kecenderungan yakni sebagai panteistik dan henoteistik, lain halnya dengan Yudha yang berpendapat bahwa Hindu tetaplah agama yang monoteistik karena Hindu bukan merupakan agama yang memuja banyak Tuhan.Â