Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali penduduk. Â Data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 mencatat sekitar 275.773.774 jiwa tercatat dalam sensus. Dari sejumlah data tersebut, klasifikasi yang termasuk generasi muda di angka 89.184.491 (Rentang usia 15 sampai 34 tahun). Angka tersebut tentu sangat tinggi, mengingat para masyarakat menaruh ekspektasi tinggi pada usia tersebut untuk menjemput Indonesia Emas. Dalam hal ini termasuk di dalam dunia politik.
Sebagai negara demokrasi yang menganut pemerintahan di pegang oleh tangan rakyat, maka seluruh elemen masyarakat berperan penting dalam membangun sebuah kehidupan politik yang aman dan damai. Generasi muda tentunya, mereka harus dapat secara aktif meningkatkan dan melibatkan diri dalam kehidupan politik untuk mewujudkan dan membangun Indonesia sebagai negara demokrasi. Lantas apakah generasi muda tersebut siap untuk berpartisipasi di dalamnya?
Â
Generasi muda Indonesia berjumlahnya sekitar 89 juta dari total populasi 275 juta, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan politik negara. Mereka yang berusia antara 15 hingga 34 tahun diharapkan dapat berkontribusi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas. Partisipasi aktif generasi muda dalam politik sangatlah krusial, terutama di era digital saat ini, di mana media sosial menjadi platform utama untuk terlibat dalam diskusi politik dan mendukung isu-isu penting. Kampanye yang menarik, terutama yang menggunakan hashtag tertentu, bisa menarik perhatian masyarakat terhadap isu-isu seperti perubahan iklim dan ketidakadilan sosial, sehingga meningkatkan kesadaran kolektif.
Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi generasi muda dalam berpartisipasi secara efektif di dunia politik. Salah satu masalah yang signifikan adalah rendahnya tingkat partisipasi pemilih di kalangan generasi Z. Banyak dari mereka memilih untuk tidak menggunakan hak suara (Golput) pada pemilu, yang menunjukkan tingkat keterlibatan yang rendah dalam proses demokrasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini termasuk kurangnya pendidikan politik, kesibukan sehari-hari, dan kekecewaan terhadap pilihan kandidat yang ada. Oleh karena itu, upaya dari pemerintah dan lembaga pendidikan sangat penting untuk menyediakan program pendidikan politik yang efektif agar generasi muda lebih sadar dan terlibat.
Pendidikan politik menjadi kunci untuk mendorong partisipasi aktif generasi muda. Program yang mendidik dan melibatkan pemuda dalam diskusi mengenai kebijakan publik serta proses pemilu dapat membantu mereka memahami betapa pentingnya suara mereka. Pemerintah perlu menciptakan ruang yang inklusif untuk generasi muda agar dapat terlibat dalam politik, baik melalui organisasi kepemudaan maupun forum diskusi. Dengan cara ini, pemuda akan memiliki kesempatan untuk berkontribusi langsung dalam pembuatan kebijakan, yang pada gilirannya dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu-isu nasional.
Dukungan terhadap upaya peningkatan partisipasi politik generasi muda sangatlah penting. Memberikan akses dan kesempatan yang lebih baik akan membantu mereka menjadi bagian integral dari proses demokrasi. Partisipasi aktif generasi muda tidak hanya akan memperkuat sistem politik, tetapi juga akan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa Indonesia. Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, kita dapat memastikan bahwa suara pemuda didengar dan dihargai. Dengan demikian, generasi muda dapat berkontribusi secara optimal dalam menciptakan masa depan yang sejahtera dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Â
Generasi muda Indonesia, yang berjumlah sekitar 89 juta, memainkan peran krusial dalam membentuk masa depan politik negara. Mereka diharapkan dapat aktif berpartisipasi demi mencapai visi Indonesia Emas, terutama melalui media sosial yang kini menjadi platform utama untuk berdiskusi tentang isu-isu penting. Namun, tantangan muncul ketika banyak dari mereka, khususnya generasi Z, memilih untuk tidak menggunakan hak suara (golput) karena kurangnya pendidikan politik, kesibukan, dan kekecewaan terhadap pilihan kandidat. Oleh karena itu, penting untuk mendorong program pendidikan politik yang efektif agar mereka lebih sadar dan terlibat dalam proses demokrasi.
Pendidikan politik perlu menjadi prioritas, dengan menciptakan ruang inklusif bagi pemuda untuk berdiskusi dan terlibat dalam kebijakan publik. Dengan memberikan akses dan kesempatan, generasi muda dapat berkontribusi secara nyata dalam pembuatan kebijakan. Maka dari itu, mari kita  dukung generasi muda untuk aktif dalam politik! Suara mereka sangat penting untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Ayo tingkatkan partisipasi kita semua!
Reference:
Denis Irwandi, M., Akbar, R., Santa, R., Publik, I. A., & Bagasasi, S. (2023). Rahmat Santa 3 Jurnal Sosio dan Humaniora. In Randika Akbar (Vol. 2, Issue 1).
Dian Setiawan, H., & Massa Djafar, T. (n.d.). POPULIS: Jurnal Sosial dan Humaniora | 201.
Badan Pusat Statistika. (2024). Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, INDONESIA, 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H