"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)."
Sebenarnya pacaran itu diperbolehkan tidak menurut Islam?
Sebenarnya pacaran menurut Islam itu diperbolehkan tapi setelah menikah, karena dengan menikah setiap sentuhan yang dilakukan antara sepasang suami istri menjadi halal dan mendapatkan pahala, dan segala perbuat seorang kekasih yang halal semuanya menjadi ibadah, berbeda dengan pacaran sebelum manikah hanya indah di awal saja bahagia kemudian meyakitkan diakhir jika dia bukan jodohmu dan hanya mendekatkan diri pada perzinahan.
Menikah adalah salah satu anjuran Nabi Muhammad Salaallah Hualaihi Wasalam yang di contohkan kepada umatnya, dan menikah adalah menyempurnakan sebagian dari agamamu, banyak ayat didalam kitab suci Al-Qur'an mengenai anjuran untuk menikah, salah satunya yakni dalam surah An-Nur:32Â
Artinya: "Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nur: 32).
Bagaimana pacaran yg seharusnya?
Pacaran yang diharuskan yakni pacaran yang di ridoi oleh Allah dengan cara menikah. Jangan tanyakan indahnya pacaran setelah menikah rasanya indah sekali.Â
Dari ceramah Ustad Hanan attaki ILC Cinta dapat membuat mu selalu dapat melihat keindahan dan membuat mu selalu mengeluarkan hal terindah. Makanya penting jatuh cinta setiap hari yang halal kepada pasangan, makanya plis Allah minta cinta kepada sang maha pemberi cinta. dan jangan lah kamu memaksakan menikah jika tidak mencintai karena hukumnya makruh.
Dengan Saling Mencintai satu sama lain, sebagaimana dalam sebuah isi novel yang di dalamnya menjelaskan tentang Cinta itu ialah fitrah yang diberikan oleh sang maha kuasa, ketika cinta menghampiri seorang hamba maka mausia tak bisa menolak kehendak nya.
Cinta adalah fitrah bagi semua insan manusia, cinta yang sejati pada umumnya adalah ketika dua insan saling memperjuangkan dan diperjuangkan, merasa mencintai dan dicintai adalah satu kesatuan yang pasti. Tapi ketika kita mencintai rasa senang belum tentu akan datang menghampiri. Lebih baik kita mencintai dan dicintai seperti cintanya Ali pada Fatimah yang tak pernah putus dan Selalu berjuang bersama.
Seperti kisahnya Siti Aisyah dan Nabi Muhammad, Beliau Makan dengan piring bersamaan,minum dengan gelas yang sama, dan Nabi Muhammad selalu memanggil istri-istrinya dengan panggilan yang indah. Aisyah mendapat panggilan sayang Ya Humaira. Artinya wahai si merah jambu. Sebutan ini disematkan karena Aisyah memiliki pipi yang kemerah-merahan masyallah kan.