Ujian Akhir Semester (UAS) menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar mahasiswa. Karena dari situlah kemampuan mahasiswa dalam menyerap materi dari dosenselama satu semester benar-benar diuji.Banyak sekali model-model UAS yang di berikan dosen kepada mahasiswanya. Kalau kebetulan dosennya enak, ya UASnya bisa agak santai, namun jika dosennya tergolong killer, wah.... Jangan harap, Uas bisa dianggap enteng.
Meski UAS bukan satu-satunya penentu IP kita baik atau tidaknya. Tetap saja harus ada usaha ekstra agar bisa mengerjakan UAS dengan baik dan mendapat hasil yang memuaskan. Banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menghadapi UAS. Diantaranya menambah jam belajar, jika pada hari-hari biasa hanya 1 jaman saja belajarnya. Bisa jadi bertambah tiga kali lipat jam belajarnya. Selain itu, juga mengurangijam main, Jika dalam sehari bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk nongkrong atau nge-game. Waktu yang dihabiskan untuk main itu, akan diminimalisir atau bahkan seluruh waktunya akan digunakan untuk belajar.Rajin beribadah, setelah berusaha maksimal, pastinya kita butuh ketenangan rohani kan,, Dalammenghadapi UAS, intensfitas hubungan kita dengan tuhan pastinya akan bertambah, karena kita membutuhkan pertolongan Tuhan dalam menghadapi UAS. Jika mahasiswa tersebut muslim, pastinya akan sering berpuasa sunnah, sholat tahajud ataupun sholat dluha, dan yang lain. Selain berusaha dan berdo’a, para peserta UAS mungkin juga bisa lebih dekat dengan orang tua. Misalnya sebelum mereka berangkat ke kampus untuk UAS akan mengirim pesan singkat ke orang tua untuk meminta do’a agar UASnya lancar. Padahal di hari-hari biasa jarang sekalihal itu dilakukan.
Begitulah manfaat laten adanya UAS, jadi UAS bukan hanya bermanfaat dalam hal penilaian akademik saja. Namun juga memiliki dampak baik lainnya bagi para mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H