Memanage dunia Pendidikan tidak semudah seperti membalik telapak tangan kita. Mengapa demikian, karena yang diatur dalam pendidikan itu bukan objek yang dengan mudah dipindahkan posisinya sesuka hati kita, terutama oleh para pengajar (guru dan dosen). Mereka adalah manusia yang memiliki selain naluri juga memiliki pikiran. Itu sebabnya, mengurus dunia pendidikan itu benar-benar siap secara lahir dan batin.
Seringkali banyak kritik tidak membangun muncul dari berbagai kalangan, namun kelompok pengkritik ini tidak paham dengan segala kompleksitas dalam dunia pendidikan kita. Kritik itu baik, karena dia obat yang menyembuhkan namun kritik itu harus dibarengi dengan pemberian solusi. Itu baru pengkritik memiliki tanggungjawab secara moral.
Jika kita sungguhnya, memahami dan melihat dengan mata hati maka untuk mengatur pendidikan di Indonesia lebih baik itu sedikit mengalami banyak kendala disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Letak Geografis yang sangat berjauhan dari pusat kendali 'antar pulau', walaupun ada pemerintah sudah menerapkan program otonomi daerah dan otonomi khusus diprovinsi tertentu;
2. Berhubungan pembiayaan, walaupun pemerintah sudah mengalokasikan dana 20% bahkan 30% untuk sektor pendidikan;
3. Kesiapan mental, knowledge dan fisik tenaga edukasi;
4. Ketersediaan Sarana dan Prasaran;
5. Akses transportasi dan juga tantangan tentang keamanan didaerah tertentu.
Beberapa point diatas menjadi masalah tersendiri dalam pelayanan pendidikan di negara kita. Kita juga, pemerintah dengan segala uapaya melakukan pelayanan prima, namun kondisi negara kita yang begitu luas dengan ribuan pula, dimana masyarakat hidup terisolasi di berbagai pula besar dan kecil memiliki tantangan dan rintangan yang cukup melelahkan.Â
Dengan demikian, salah faktor yang penting adalah gaji guru dan dosen benar-benar diperhatikan dengan baik, agar guru benar-benar terjun dalam tugas sebagai pendidik dan pengajar.
Penulis: Mikaus Gombo, Mahasiswa S3 di Universitas Pendidikan Ganesha, Bali.