Yogyakarta -Â "Setiap harinya, banyak sekali yang terpapar sakit setelah tampil. Entah itu karena si pemain belum makan atau kurangnya dalam mengikuti pemanasan sebelum tampil. Sehingga, tak heran jika dari mereka banyak yang meminta obat dan mengeluh akan rasa lemas yang dialaminya", Ujar Adinda (19) selaku anggota Managerial DC (Drum Corps) dan Kesehatan dalam Muktamar ke-48.
Adinda adalah seorang Mahasiswi S1 dari Program Studi Ilmu Komunikasi UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Ia adalah salah satu mahasiswi yang diterima sebagai anggota Managerial DC UMY tahun ini. Kebetulan DC UMY di tahun ini terpilih menjadi perwakilan penggembira dalam acara Muktamar ke-48.
Muktamar adalah acara besar dari Muhammadiyah. Acara ini adalah bentuk permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah dan sekaligus menjadi momen regenerasi, silaturahmi dan juga kolaborasi antar warga persyarikatan. Tujuan diadakannya yaitu, untuk mendiskusikan sebuah permasalahan untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Muktamar sendiri diadakan setiap 5 tahun sekali, layaknya pergantian pimpinan Presiden RI (Republik Indonesia). Setiap 5 tahun sekali tersebut, tentunya dilaksanan di tempat yang berbeda-beda. Tahun ini, Muktamar dilaksanakan di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Dilaksanakan pada tanggal 18-20 November 2022.
Sebelumnya, Adinda adalah anggota Managerial yang bekerja sebagai mengukur kostum para player DC. Dengan total 350 player itu, ia ukur Bersama Tim Managerialnya. Ia mengaku bahwa proses pengukuran kostum tersebut sangat melelahkan. Pasalnya, disamping ia dan Timnya mengukur kostum, mereka juga sekaligus yang akan membagikan kostum yang sudah jadi. Belum lagi, pada saat sudah dibagikannya kostum tersebut, adasaja yang complain masalah ukuran kostum yang tidak sesuai dengan ukuran badannya. Tapi, ia dan Tim bekerja keras Bersama dalam mengatasi masalah tersebut hingga tuntas.
Pada hari dimana Muktamar dilaksanakan, Adinda ditunjuk sebagai Devisi Kesehatan. Ia turut membantu para anggota DC yang terkapar lemas dan sakit. Tak hanya itu, ia juga mengawasi para player DC dalam pengkostum-an. Kostum yang digunakan para player tersebut ia awasi, guna melaksanakan Tanggung Jawab yang ia embankan. Jika dalam aksesoris kostum tersebut hilang, maka ia harus cepat-cepat mencari dan menggantinya. Karena, aksesoris tersebut sebagai hiasan dalam kostum player agar terlihat semakin menawan di mata para penonton.
Kehecticac-an yang Adinda rasakan tersebut membuatnya tidak ada waktu untuk istirahat yang cukup. Dalam 2 hari berturut-turut, mata ia tetap terjaga. Pada malam harinya, waktu yang ia gunakan hanya beristirahat sebentar, seperti duduk Bersama panitia lainnya yang dibarengi dengan bercakap-cakap dan memakan snack. Ia begitu, karena ingin tetap menjaga para player yang mana jika sewaktu-waktu mendadak membutuhkan jasanya, demi meminta sebuah obat atau perlakuan dalam penanganan kesehatan. "Saya dalam 2 hari tidak tidur, saya hanya beristirahat sebentar. Pada malam harinya, yang saya lakukan hanya duduk-duduk sambil bercakap bersama panitia lainnya. Karena saya takut, jika nanti saya tertidur dan ada salah satu player membutuhkan obat dan jasa saya, kemudian player tersebut malah merasakan kesakitan yang bertambah. Jadi saya putuskan dalam 2 hari tersebut tidak tidur", Ujar Adinda.
Selain ia memberikan obat dan membantu menangani para player yang sakit dengan jasa-jasanya tersebut, ia juga menghimbau dan mengingatkan mereka untuk makan teratur dan melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum tampil. Dengan jasa-jasanya tersebut, menjadikan para tubuh player DC tetap fit. Sehingga, pada saat player DC merasa lemas dan sakit, mereka masih bisa bertahan untuk menuntaskan tampilannya hingga usai.
Walaupun ia merasa kelelahan, tetapi ia sangat senang. Karena, bisa membantu mereka dan ikut men-sukseskan acara Muktamar ke-48. Baginya, ini termasuk pencapaian terbesar yang ia miliki di tahun 2022. Rasa kelelahan yang ia lewati dan didapati, terbayarkan dengan para panitia lainnya yang memiliki jiwa kesolidaritasan dan kekeluargaan yang tinggi. Sehingga acara Muktamar ini bisa berjalan dengan lancar. Ia juga banyak belajar dan mengetahui alat-alat music yang digunakan dalam Drum Corps.
Berbagai macam rasa susah, senang, sedih yang Adinda dapati bukanlah menjadi hal terakhir yang ia rasakan dalam dunia kepanitiaan Muktamar. Rasa semangat yang ia miliki, menjadikan penuh harapan agar di 5 tahun yang akan datang nanti, ia bisa terpilih lagi menjadi panitia dalam acara besar ini. Ia tidak akan pernah bosan dan lupa akan sebuah pengalaman yang seru dan keren yang terjadi disini. Baginya ini sangat berarti. "Saya merasa ini sebagai sebuah pengalaman yang seru dan keren. Terkesan sangat berarti bagi hidup saya. Saya bisa membantu mereka, ikut bekerjasama dalam Tim, memiliki banyak teman. Ini menjadikan saya beharap agar 5 tahun yang akan datang nanti bisa ikut kepanitiaannya lagi", Ujar Adinda di penghujung akhir wawancara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H