Mohon tunggu...
Miktachul Ulumudin
Miktachul Ulumudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2023 (23107030103)

Lahir di bumi pasundan, kemudian bermigrasi ke ujung timur pulau jawa, kerap disapa Ulum. Gemar mengkritik sesuatu hal yang terlalu baik.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Esok Hari Mungkin Dirimu Mati

21 Juli 2024   09:34 Diperbarui: 21 Juli 2024   09:40 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

Adam begitu terkejut dan merasa umi sangat aneh dengan menanyakan hal itu

"Akan ku pastikan untuk menemanimu hingga ke padang masyar umi" jawab adam atas pertanyaan tersebut 

Umi hanya dapat terdiam dan merasa adam begitu tak serius menjawab pertanyaan 

"Apalah adam, aku tidak berminat melihatmu bertelanjang bulat bulat selayaknya bekanran yang kita temui tahun lalu di padang Mahsyar nanti, huh hentikan saja mimpi anda tuan!" Umi memberikan penekanan keras untuk adam sadar dan kembali ke dunia nyata

Sekali lagi adam hanya dapat tersenyum. Ini adalah hari ke 40 dimana umi harus terbaring di bangsal rumah sakit sembari menerima perawatan intensif, kanker stadium 4 yang menggrogoti tubuh umi telah mengantarkan sepasang manusia ini pada kenyataan yang amat pahit

Lambat laun umi tertidur setelah malas melanjutkan cerita padang mashyar itu. Adam hanya duduk termenung di sebelah ranjang umi, naas sekali pemuda 26 tahun ini harus merasakan pahitnya melihat seseorang yang ia cintai tergeletak lemas melawan ganasnya penyakit. 

"Umi, jika esok dunia kiamat janganlah merasa khawatir, aku tak akan membiarkan kakiku melangkah walau hanya sejengkal untuk lari dan meninggalkanmu, jika esok aku mati maka akan aku pastikan terlebih dahulu dirimu dapat tertidur pulas dalam kesembuhan. Aku berjanji akan mengajakmu untuk datang ke setiap museum yang ada di jogja, aku berjanji akan menunjukkan banyak pantai cantik yang kau idamkan, maka sembuhlah umii, sembuhlah untuk seluruh hal indah inii".

Adam tak dapat membendung air mata yang semakin membuat pelik matanya, 40 hari umi terbaring, 40 hari itu pula adam merasa dunianya telah sedikit demi sedikit menuju akhir. 

Adam tak dapat berhenti berharap bahwa setiap hari bukanlah hari terakhirnya dapat melihat umi, ia tak berhenti berdoa pada tuhan, ia tak berhenti meminta dan bersimpuh.

"Esok hari mungkin engkau tiada, kapanpun dapat menjadi hari kepergianmu, tetapi izinkanlah sehingga diriku dapat menjadi sebuah memori terakhir yang kau ingat pada 7 detik terakhir hidupmu, izinkan aku untuk menjadikan 7 detik itu sebagai harga seumue hidupku."

 Tepat pada pagi ke 41 umi tak kunjung bangun, ia telah membayar 7 detik itu untuk seumur hidup adam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun