Mohon tunggu...
Miktachul Ulumudin
Miktachul Ulumudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2023 (23107030103)

Lahir di bumi pasundan, kemudian bermigrasi ke ujung timur pulau jawa, kerap disapa Ulum. Gemar mengkritik sesuatu hal yang terlalu baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebaran Ketupat dalam Bingkai Kebersamaan, Pelaksanaan, Esensi, dan manfaat

17 April 2024   14:50 Diperbarui: 17 April 2024   14:58 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Idul fitri menjadi sebuah perayaan besar yang tentu ditunggu oleh jutaan umat muslim di seluruh Indonesia. Setelah menjalankan puasa selama 1 bulan penuh di bulan suci ramadhan, perayaan idul fitri menjadi sebuah momentum istimewa sebagai sebuah bentuk kemenangan atas terlaksananya hajat besar umat muslim untuk menunaikan puasa di bulan suci ramadhan. 

Tak heran apabila di seluruh dunia perayaan idul fitri dilaksanakan dalam berbagai cara yang unik, hal ini tentu menjadi sebuah ungkapan syukur dan juga rasa bahagia atas datangnya hari besar tersebut. 

Pada umumnya kita bisa mendapati tradisi tradisi yang khas dari berbagai negara tak terkecuali di Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah pemeluk islam terbanyak di dunia menjadi salah satu poros yang amat besar dalam menghormati dan menyambut datangnya idul fitri, beragam tradisi dan kebiasaan menjadi sebuah nilai penting bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi idul Fitri.

Dari sekian banyak perayaan idul fitri tentu kita tidak asing dengan tradisi lebaran ketupat, salah satu rangkaian idul fitri yang sering kita temui diberbagai daerah Indonesia terutama di pulau jawa. 

Rangkaian tradisi ini merupakan bagian dari semarak idul Fitri yang biasanya dilakukan masyarakat tepat 7 hari setelah dilaksanakan sholat idul fitri. lantas bagaimanakah pelaksanaan dari tradisi ini? Apa esensinya dan bagaimana kebermanfaatan yang bisa kita raih dari tradisi ini?

Sejarah tradisi kupatan

Tradisi kupatan atau lebaran ketupat adalah rangkaian idul Fitri yang tidak terpisahkan dari kultur masyarakat jawa pada masa lampau, kebiasaan ini muncul sebagai suatu bentuk rasa syukur dan upaya menjalin silaturahmi seusai hari raya idul fitri. 

Dilansir dalam laman Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) tradisi kupatan atau lebaran ketupat berasal dari era Kerajan demak bintoro, tradisi ini diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga sebagai bentuk dakwah penyebaran agama islam Pada abad ke 16. Bersamaan dengan tradisi kupatan biasanya masyarakat akan mengadakanya dengan selametan di tempat tempat seperti masjid dan rumah rumah warga

Berburu janur dan merendam beras

Tradisi kupatan ini dimulai dengan proses pembuatan anyaman ketupat dari janur atau daun pohon kelapa yang masih muda dan belum mekar, setiap menginjak waktu lebaran ketupat berburu janur menjadi tradisi yang amat penting dilakukan, antusiasme masyarakat dalam tradisi ketupat tak jarang menjadikan janur ini langka pada momen idul fitri sehngga mau tak mau masyarakat akan berburu janur ke beberapa tempat, seperti halnya yang ada di Desa Kresikan Kabupaten Tulungagung, masyarakat amat antusias mencari janur hingga terkadang rela membeli janur dari penjajak yang ada dibeberapa tempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun