Mohon tunggu...
Iwan Nazirwan
Iwan Nazirwan Mohon Tunggu... -

Exploring the world of entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Money

Merakit Mobil Esemka, Gua Juga Bisa

17 Januari 2012   08:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13267873731706798011

Beberapa waktu lalu saya ingat Diknas cukup gencar mempromosikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang kurang mendapat minat para orang tua dan pelajar karena dianggap sekolah kelas dua. Nah sekarang terbukti, persepsi negatif tersebut dijawab dengan sebuah prestasi oleh sisa  SMK di Solo. Mereka berhasil merakit mobil dan digandrungi oleh walikotanya Jokowi serta diberi merek ESEMKA. Saya salah seorang yang mengapresiasi mobil ESEMKA tersebut walaupun kita ketahui komponen-komponen mobil tersebut tidak semuanya diproduksi oleh bengkel SMK alias diambil dari mobil-mobil bikinan saudara tau Jepang.  Namun banyak yang merasa "kheki" dengan mobil ciptaan siswa yang sederajat dengan siswa SMU. Mereka itu adalah para pejabat pemerintah, mulai gubernur hingga menteri. Entah apa yang ada dibenak mereka? mungkin karena tersaingi popularitasnya oleh ESEMKA dan Jokowi. Bisa jadi para pejabat itu dibisikin oleh si saudara tua dari Jepang yang kuatir penjualan mobilnya merosot jika nantinya mobil ESEMKA digandrungi oleh konsumen Indonesia. Apa saja komentar para pejabat yang "kheki" tersebut? Ada yang bilang di Bekasi dan Jakarta anak SMK sudah lebih dulu merakit mobil.. ini kata seorang gubernur yang agak keder karena Jokowi sang pengagum ESEMKA digadang-gadangkan untuk menjadi calon gubernur DKI.Jika bahasanya di sederhanakan kira-kira begini.. Akh mobil begituan, gua juga bisa. Komentar sang gubernur yang mengaku ahkli itu tidak digubris oleh Jokowi mungkin karena dia bukan akhli sesungguhnya. Kalau pak menteri komentarnya lain lagi. Mobil ESEMKA tidak layak menjadi industri, sebaiknya dipretelin lagi untuk bahan pembelajaran bagi siswa SMK lainnya. Sebaliknya pak menteri yang sedang naik pamor karena suka pake sepatu kets itu malah mempromosikan PT. Dirgantara Indonesia (DI) yang berhasil membuat konverter BBG untuk mobil yang setara dengan buatan luar negeri. Rupanya pak menteri lupa kalo  PT.DI (dulu namanya IPTN) sebetulnya didirikan dan memiliki ahli untuk merakit pesawat terbang yang canggih bukan untuk membuat konverter BBG yang di sini dibuat oleh indutri skala SME (UKM). Respon sang menteri ini tampaknya cukup ditanggapi oleh Jokowi dengan ucapan "beliau tidak tahu rencana bisnis mobil ESEMKA kedepan. Lalu bagaimana komentar miring politkus. Menurut  ketua DPR-RI. mobil ESEMKA banyak dempulnya... Jokowi kembali dengan santai menjawab, memang iya banyak dempulnya so what!!. Rupanya pak ketua lembaga politik ini tidak tahu bahwa bengkel sekolah SMK tidaklah secanggih pabrik perkaitan mobil di Cikarang atau di Jepang sana untuk mencetak badan mobil dengan presisi tinggi. Para pembaca Kompasiana yang budiman begitulah suka duka perjalanan mobil ESEMKA. Alih-alih akan dapat apresiasi  namun sebaliknya dicibir. Seandainya kita semua memiliki rasa empati tentu hasil kerja anak SMK ini patut untuk dhargai karena kita semua paham bahwa keahlian anak SMK tidaklah sehebat insinyur-insinyur keluaran universitas terkemuka di Indonesia atau para tehnisi perusahaan BUMN yang konon kabarnya banyak jebolan sekolah dari luar negeri.    Namun dibalik cibiran-cibiran tersebut, kita patut optimis, seoptimis Jokowi yang bersedia menjadi investor jika tidak ada pengusaha nasional yang berminat. Akhirnya saya pun jadi teringat singkatan STM: Sirik Tanda Tak Mampu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun