Mohon tunggu...
Miko Yarchie
Miko Yarchie Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tikus DPD Tertangkap KPK

22 September 2016   21:09 Diperbarui: 22 September 2016   21:17 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sabtu, 17 September 2016 rasanya menjadi hari yang sangat sial bagi Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Irman Gusman. Pasalnya ketua DPD Indonesia ini ditangkap dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kediamannya sendiri. Petugas KPK menyita sebuah bungkusan y berisi uang senilai Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) yang berada di dalam kamar Irman Gusman. Irman Gusman mengakui bahwa bungkusan itu diberikan oleh kedua orang yang kini telah dijadikan tersangka oleh KPK. Dalam penyeledikan serta gelar perkara yang dilakukan oleh KPK, pemberian suap ini berkaitan dengan pengurusan kuota gula impor yang diberikan oleh Bulog terhadap CV SB pada tahun 2016 untuk Provinsi Sumatera Barat.

Dengan tertangkap Irman Gusman dalam OTT KPK ini membuktikan bahwa korupsi di Indonesia ini masih terus meraja lela, para pejabat-pejabat tinggi yang telah diberi kepercayaan serta kekuasaan oleh rakyat malah tega memangkas habis kesejahteraan rakyat, membuat rakyat menderita dan hidup miskin. Sifat alamiah manusia yang rakus dan egois pun muncul saat beberapa orang berada di atas memegang kekuasaan yang membuatnya lupa akan tanggung jawabnya, janji-janji manis yang telah diberikan. Sifat rakus dan egois ini mengalahkan segala sifat kebaikan dan kebijaksanaan yang ada dalam jiwa seorang pemimpin.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tikus-tikus tidak akan ada dan tidak akan beraksi jika tidak ada penyuap. Penyuap-penyuap ini memanfaatkan orang-orang di atas dengan beban tertumpuk untuk mendapatkan uang banyak dalam waktu sekejap tanpa mengeluarkan tenaga dan pikiran banyak. Awal-awalnya sih para petinggi ini kuat untuk menghadapi godaan tapi lama kelamaan dirayu-rayu, lunturnya juga beberapa iman petinggi untuk menerima suapan itu. Setelah sekali melakukan, rasa nikmat pun menghantui untuk melakukan berkali-kali, akhirnya tikus-tikus ini tertangkap dalam jebakan dan pengamatan petugas KPK. Tak usah berkali-kali, sering ditemui kabar petinggi yang baru menjadi tikus tertangkap KPK.

Menurut pribadi saya, kita selaku rakyat Indonesia harus mengapresiasi dan mengancungkan kedua jempol kita untuk KPK. KPK sekarang sudah sangat lebih efektif dan gesit untuk melakukan tugasnya, buktinya beberapa waktu yang lalu KPK telah menangkap Bupati Ogan Ilir, dan sekarang ketua DPD pun tertangkap. Saya yakin korupsi di Indonesia pun sedikit demi sedikit akan berkurang dan lambat laun tapi pasti korupsi di Indonesia negeri kita tercinta ini akan menghilang. Permasalahan Indonesia tak dapat maju dengan respon yang cepat sendiri sih karena korupsi yang menjadi faktor utama. Banyak rakyat yang tak terurus, menderita serta hidup dalam kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah.

Bagiamana cara kita sebagai generasi muda untuk menghadapi masalah ini ?

Tentunya kita harus tak mudah untuk tergoda dengan suap karena ada peribahasa yang mengatakan “apa yang datangnya cepat, habisnya akan cepat juga”, jadi jika kita mendapat sesuatu dengan sekejap tanpa kerja maka hal itu pun akan menghilang deng cepat juga tanpa dapat kita rasakan. Pertebal iman kita, harus mensyukuri apa yang ada, membiasakan untuk hidup disiplin karena jika kita telat pun itu sudah termasuk korupsi dalam hal waktu. Jika kita melihat ada yang melakukan korupsi dapat kita laporkan ke pihak yang berwajib ataupun kita foto/video agar dapat menjadi bukti.

Sekarang tentunya kita menginginkan Indonesia dapat lebih maju dan dipandang tinggi secara luas oleh kaca dunia internasional. Jika kita menginginkan ini cepat terwujud, tentunya kita harus mulai dari diri kita sendiri.

Nama : Miko Pratama Yarchie

NIM : 07031281520159

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Mata kuliah : Komunikasi Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun