Yogyakarta - Miko Septian, Mahasiswa KKN PPM UGM klaster sains dan teknologi mengenalkan dan mengembangkan desain pencacah sampah elektrik yang ramah digunakan untuk skala rumah tangga. Mengingat tingginya urgensi permasalahan sampah yang ada di kota yogyakarta, Tim KKN PPM UGM Subunit Panembahan 2024 di bawah bimbingan Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU., berkomitmen untuk memberikan solusi untuk pengelolaan sampah organik maupun anorganik.
Tim KKN PPM UGM Periode April 2024 sampai dengan Mei 2024 yang ditempatkan di Kelurahan Panembahan, Kematren Kraton, Yogyakarta mendesain sebuah inovasi mesin pencacah sampah untuk daun kering, ranting kecil, gelas plastik, dan botol plastik menggunakan listrik. Desain mesin ini dirancang supaya dapat dibuat dengan barang-barang bekas seperti tong besi, besi bekas, dan mesin pemutar elektrik yang sudah tidak digunakan lagi.Â
"Desain ini sudah dibuat di departemen kami, Departemen Teknik Mesin, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, untuk projek pengabdian masyarakat. Desain yang kami buat juga mudah dipahami dan diterapkan dirumah menggunakan bahan-bahan bekas sehingga harganya dapat jauh lebih murah dan dapat menyesuaikan besaran listrik dirumah" ujar Miko Septian, sebagai Mahasiswa Departemen Teknik Mesin, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada yang sedang melaksanakan KKN di Panembahan (Kamis, 9 Mei 2024).
Pelatihan dan pengenalan desain pencacah sampah ini dilakukan di beberapa tempat yang ada di Kelurahan Panembahan. Salah satunya di Rumah Kita, Kampung Gamelan Kidul. Kegiatan tersebut dihadiri masyarakat RT 17 dan RT 18 Kampung Gamelan Kidul. Pada saat pelaksanaan berlangsung, banyak masyarakat yang tertarik dan penasaran dengan desain yang sudah dibuat.Â
"Kira-kira desain yang mas Miko buat apakah berkenan untuk dibagikan kepada kami? Saya sangat tertarik untuk membuatnya, karena sederhana dan saya yakin bisa menjual alatnya sehingga bisa membuka peluang untuk UMKM dan tentu sedikit banyak akan mengatasi permasalahan sampah yang ada di Jogja", ujar pemilik Rumah Kita.
Selain itu, pengenalan dan pelatihan pencacah sampah ini juga dilakukan oleh Miko ketika diminta menjadi pembicara maupun pemateri pengolahan sampah organik yang diadakan oleh kelurahan pada tanggal 15 Mei 2024 di Balai RW 09 Kelurahan Panembahan dan 22 Mei 2024 di Pendopo Kelurahan Panembahan. Setiap memasuki penyampaian materi desain pencacah sampah, tidak sedikit masyarakat yang tertarik dengan desain pencacahnya. Bahkan tidak sedikit yang meminta bantuan untuk dibuat Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dan buku manualnya.Â
Harapanya, dengan desain pencacah sampah yang sederhana dan ramah digunakan untuk skala rumah tangga serta tingginya minat masyarakat untuk membuat pencacah tersebut, dapat mengurangi permasalahan sampah yang sangat tinggi di lingkungan masyarakat khususnya di Kota Yogyakarta ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H