Mohon tunggu...
Mikayla Lovyta Sandi
Mikayla Lovyta Sandi Mohon Tunggu... Seniman - Yas

We ball

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia: Nyala Nasionalisme, Peduli Tanah Tercinta

1 Desember 2023   23:14 Diperbarui: 1 Desember 2023   23:15 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Sendiri

"Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat." -Soekarno.-

Nasionalisme menjadi bagian dari dasar yang kuat untuk masyarakat. Nasionalisme ini pertama mulai muncul pada masa pergerakan nasional, saat banyaknya muncul organisasi-organisasi pergerakan nasional. Di saat inilah para kaum terpelajar mulai merasakan keinginan untuk Bersatu yang berbentuk melalui organisasi yang bersifat modern, lebih terarah atau terorganisir, bersifat nasional. Organisasi-organisasi pergerakan yang dibentuk pada masa tersebut bertujuan untuk melawan penjajahan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pergerakan nasionalisme di Indonesia ini dimulai saat lahirnya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 dan organisasi-organisasi lainnya juga.

Arti dibalik nasionalisme adalah semangat dan juga kesadaran masyarakat untuk mencintai tanah air. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah nasionalisme diartikan sebagai paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.

Secara etimologis, asal-usul kata "nasionalisme" didapat dari kata "nationalism" dan "nation" dalam bahasa Inggris. Dalam konteks semantik, kata "nation" berasal dari kata Latin "natio," yang memiliki akar kata pada "nascor" yang artinya 'saya lahir', atau dari kata "natus sum," yang berarti 'saya dilahirkan'. Seiring waktu, kata "nation" mengacu pada kelompok manusia atau bangsa yang menjadi penduduk resmi sebuah negara.

Hans Kohn menyumbangkan terminologi yang tetap relevan hingga saat ini, yang berbunyi: "Nationalism is a state of mind in which the supreme loyalty of the individual is felt to be due to the nation-state." Dengan demikian, nasionalisme diartikan sebagai suatu pandangan yang meyakini bahwa kesetiaan tertinggi individu seharusnya diberikan kepada negara bangsa.

Nasionalisme memiliki nilai-nilai yang perlu ditanamkan pada setiap warga masyarakat. Nilai-nilai nasionalisme diantara lain adalah:

  • Cinta tanah air: Cinta tanah air dapat menjadi bukti bahwa masyarakat sesungguh peduli akan negaranya sendiri. Orang yang memiliki cinta kepada tanah air yang mendalam merasa sangat terikat dengan negaranya secacra emosional. Di dalam konteks nasionalisme, cinta tanah air menjadi salah satu pendorong untuk menjaga keutuhan negara, mempertahankan kemerdekaan, dan berperan aktif dalam pembangunan dan kemajuan negara.
  • Rela berkorban dan mengutamakan kepentingan umum: Masyarakat mampu dan rela untuk mengutamakan kepentingan umum daripada pribadi. Rela berkorban ini dapat terlihat dari kesediaan kita untuk memberikan waktu untuk kemajuan negara ini. Ini bisa melibatkan pengorbanan dalam berbagai bentuk, termasuk pengabdian pada layanan militer, kontribusi terhadap pembangunan ekonomi, atau partisipasi aktif dalam upaya menjaga identitas budaya dan keutuhan negara.
  • Bangga pada budaya Indonesia yang beragam: mencerminkan rasa kehormatan dan kebanggaan terhadap keragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Indonesia adalah negara yang dengan beragam suku, agama, bahasa, adat istiadat, dan seni budaya yang kaya. Salah satu hal yang dapat menunjukan bahwa kita bangga akan budaya Indonesia adalah untuk mengapresiasinya merayakan budaya-budaya yang berada di Indonesia.
  • Menghargai jasa para pahlawan: Ada banyak pahlawan-pahlawan yang sudah berjuang untuk negara ini, agar kita dapat bebas dari penjajahan yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Menghargai jasa para pahlawan adalah sikap atau tindakan pengakuan, rasa terima kasih, dan apresiasi terhadap kontribusi yang besar yang diberikan oleh individu atau kelompok yang dianggap sebagai pahlawan.

Masih banyak pemuda-pemuda bangsa Indonesia yang tidak memiliki nilai-nilai nasionalisme. Rasa kepeduliaan mereka terhadap bangsa mereka sendiri kurang, dan kadang lebih memilih untuk fokus dan menyukai negara-negara lain. Banyak orang merasa lebih tertarik dengan budaya-budaya yang terdapat dalam negara lain, apalagi pada era globalisasi yang memperkenalkan generasi muda kepada banyaknya budaya di bumi ini. Mereka dapat terpapar oleh budaya-budaya lain melalui sosial media, film, internet, dan akhirnya fokus mereka bukan terhadap budaya Indonesia, melainkan budaya asing tersebut. Semakin lama, semakin banyak pelajar yang melupakan bahwa Indonesia memiliki banyak budaya.

Mereka pun kurang menghargai budaya Indonesia, dan bahkan ada yang mengungkapkan betapa mereka lebih menyukai budaya yang ada di luar Indonesia. Lalu, kurangnya kesadaran akan tanggung jawab sosial, generasi muda mungkin kurang terpapar pada tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan negara, yang dapat menghambat perkembangan rasa nasionalisme.

Nilai-nilai nasionalisme membantu membentuk kerangka pikir yang mempersatukan masyarakat, memandang diri mereka sebagai satu kesatuan dengan sejarah, budaya, dan tujuan yang sama.

Oleh karena itu penting bagi kita, pemuda-pemuda bangsa Indonesia untuk memiliki nilai-nilai ini.  Ayo, tunjukkan cinta dan dedikasi kita kepada Indonesia! Sebab kami adalah masa depan bangsa ini, dan kita tidak dapat membanggakan Indonesia jika kita tidak mempunyai nasionalisme di dalam hati kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun