Mohon tunggu...
Yatmiko
Yatmiko Mohon Tunggu... -

Aku anarkis!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Golkar - Hanura Berkoalisi, ARB Semakin Kuat

15 April 2014   19:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semakin kencangnya kabar angin yang membawa pemberitaan tentang koalisi antara Partai Golkar dengan Partai Hanura, diimbangi dengan juga dengan semakin panasnya persaingan peta koalisi antar partai dalam menyongsong Pilpres 2014 mendatang. Ketatnya perolehan suara antar partai pada Pileg kemarin, membuat partai-partai yang mendapat peringkat teratas sibuk menentukan siapa saja yang akan diajak bergabung kedalam koalisi. Dimulai dengan PDIP pada akhir pekan kemarin mengumumkan koalisinya dengan Partai Nasdem, semakin ramai juga pemberitaan mengenai partau mana yang akan berkoalisi dengan Partai Golkar.

Munculnya nama Partai Hanura yang dikabarkan akan merapat ke Partai Golkar sebenarnya sudah lama muncul. Namun, kemarin pemberitaan pun semakin ramai usai munculnya pernyataan dari Wakil Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Luhut Panjaitan yang menanggapi isu yang selama ini semakin memanas.

Dikutip dari Tribunenews, menurut Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Luhut Panjaitan, Partai Golkar dan Partai Hanura sudah deal secara verbal untuk menjalin koalisi dan akan diumumkan secara formal dalam beberapa hari ke depan. Sehingga spekulasi yang muncul adalah akan dipasangkannya duet ‘kawan lama’ di Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) dengan Wiranto.

Tentu saja ini adalah sesuatu yang menarik untuk ditunggu, saat kembalinya Wiranto menjadi ‘bagian’ dari Partai Golkar. Jika ini terjadi, hal ini juga akan yang sangat menguntungkan Capres dari Partai Golkar ARB untuk memperkenalkan diri termasuk visi besarnya terhadap Indonesia, dalam bentuk kampanye kepada pemilih nantinya. Partai Hanura juga dimotori oleh Hari Tanoe, pemilik MNC Group dimana terdapat MNC TV, Global TV, dan RCTI. Di sisi lain, ARB juga memiliki TV One dan ANTV. Dengan menguasai lima channel televisi tersebut, sudah sangat menguntungkan bagi koalisi yang akan dibentuk nantinya.

Jika Partai Golkar dan Partai Hanura jadi berkoalisi, maka patut ditunggu Partai mana lagi yang akan ikut bergabung dalam koalisi kedua partai tersebut. Golkar yang memiliki suara 14,30% dan Hanura yang memiliki suara 5,40% (sumber: Cyrus Network dan CSIS), masih membutuhkan 5,30% suara lagi untuk mengusung Capres dan Cawapres.

Berdasarkan sumber dari Tribunenews, terlihat ada kemungkinan bahwa Partai Golkar akan berkoalisi dengan Partai Demokrat, seperti yang ramai dibicarakan semenjak sebelum Pileg. Dan saat ini juga mulai diisukan bahwa ARB akan menggandeng Pramono Edhie sebagai Cawapres. Namun akhir-akhir ini juga mulai banyak isu yang berkembang bahwa Demokrat akan merapat ke Partai Gerindra.

Sementara itu, terdapat banyak juga isu yang mengatakan PKS akan merapat ke koalisi Partai Golkar. Tentu saja jika Partai Demokrat maupun PKS merapat, hal ini sudah pasti meloloskan persyaratan untuk mengusung Capres dan Cawapres dalam Pilpres. Isu mengenai akan bergabungnya PKS dan Demokrat dengan koalisi Partai Golkar sudah banyak menjadi bahan pemberitaan. Namun menurut Luhut hasil penjajakan masih belum bisa diungkapkan (sumber: Tempo.co).

Melihat pergerakan Koalisi dari Partai Golkar ini, patut ditunggu siapa saja yang akan menjadi anggota Koalisi untuk menyongsong Pilpres mendatang. Terlihat banyak Partai sudah bermanuver untuk melakukan komunikasi politik secara langsung. Terlihat juga beberapa Partai tampak berhati-hati untuk menentukan arah koalisi mereka, termasuk Partai Golkar yang mengusung Capres kuat ARB, nampak sangat berhati-hati menentukan kawan dalam koalisi yang akan dibuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun