Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Pemaknaan puisi “Aku Ingin” oleh Djoko Darmono
“Aku ingin mencintaimu”
Menurut saya pribadi, di dalam satu kalimat ini terdapat keinginan kuat seseorang yang menyukai seorang gadis. Seseorang ini ibarat mendapatkan cinta pertama jadi masih terdapat rasa cinta yang menggebu-gebu, dan rasa kagum yang kuat terhadap seorang gadis.
Terdapat ketulusan terhadap cinta kepada gadis ini. Belum ke tahap untuk mencintai, tetapi measih sebatas “Ingin”, mungkin dikarenakan ada hambatan dan rintangan yang membuat sosok “Aku” hanya sebatas menginginkan untuk mencintai.
Entah mengapa saya melihat ada rasa ingin untuk menyerah, tapi tak bisa. Ingin berhenti tapi tak dapat. Menurut saya, rasa cinta sulit untuk dihentikan, bahkan dipaksa berhenti sekalipun. Sosok “Aku” sangat berjuang keras agar dapat ke tahap memiliki bersama seorang gadis.
Tapi perjalanan cintanya tidak mulus seperti yang diperkirakan. Cinta mengikat hati sosok “Aku” kepada seseorang itu. Hatinya tidak bisa berpaling dan malah justru menetap di gadis itu.
“Sederhana”
Kesederhanaan. Menjadi apa adanya. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan aku menjadi diriku sendiri,. dan kamu menjadi diri kamu sendiri, sehingga kita dapat menciptakan keunikan kisah cinta sendiri. Tidak perlu menjadi sempurna untuk memulai kisah cinta. Tidak perlu menjadi orang lain agar dapat dicintai. Tunjukkan saja warna( sifat, pribadi, karakter) yang ada dalan dirimu dan tak perlu menjadi warna yang lain, karena sejatinya perpaduan warna-warna akan menciptakan pelangi(cinta yang khas) yang indah.
“Dengan kata yang tak sempat diucapkan oleh kayu kepada api yang membuatnya menjadi abu”