Salam sejahtra bagi kita semua. Perkenalkan nama saya Mikhael Svendranosius Ananta. Saya berasal dari makassar, Sulawesi selatan. Saya adalah seorang anak yang memiliki cita menjadi imam. Sudah sejak lama saya menginginkan untuk menjadi imam. Saya memutuskan untuk mewujudkan cita-cita saya melalui Sma Seminari Mertoyudan. Saya sudah menelaah beberapa seminari yang akan saya kunjungi dan pilihan saya jatuh kepada seminari ini.
   Keputusan menjadi imam bukanlah hal yang mudah. Saya pun sangat lama untuk memberanikan diri untuk menanggapi panggilan yang ada dalam diri saya. Saya banyak berdoa dan meminta petujunk kepada Tuhan. Akhirnya saya sudah siap untuk menanggapi panggilan saya. Saya mengikuti tes dan lolos diterima di seminari ini. Saya sangat senang dengan pengunguman hasil tes yang disampaikan oleh pihak sekolah bahwa saya diterima di sekolah ini.
   Awalnya saya senang tapi lama kelamaan saya berpikir, apakah saya bisa tahan dengan keadaan seminari?, apakah saya bisa bergaul dan akrab dengan teman-teman di sana yang mayoritas bersuku jawa?, dll. Muncul lagi pergulatan dalam diri saya. Saya sangat  bingung dan bahkan pusing dalam memikirkan hal itu. Tapi saya berpikir agar tetapi untuk mencoba dan menjalaninya terlebih dahulu.
   Kalau diri saya sekarang dapat berbicara dengan diri saya pada masa-masa itu, saya akan berkata" Seminari adalah tempat yang sangat seru dan kamu akan nyaman dengan keadaan, suasana, dan kehangatan yang ada di sini". Pemikiran saya dahulusangat berkebalikan dengan apa yang saya rasakan dan alami saat ini. Saya sangat nyaman bahkan lebih dari sekedar kata nyaman. Saya sudah menganggap bahwa seminari dan segala isinya adalah keluarga saya, tempat saya untuk berpulang.
   Ekspektasi tidak selalu sesuai dengan realita. Itu yang saya rasakan saat ini. Saya banyak sekali mendapat teman, sahabat, bahkan saudara baru di tempat ini. Saya dan teman-teman saya angkatan 113 yang berjumlah 58 orang kurang lebih merasakan hal yang sama. Awalnya kami semua sedih, kangen, rindu dengan orangtua yang berada di rumah. Seiring berjalannya waktu, kami semua saling meneguhkan, menguatkan satu sama lain, hingga akhirnya kami semua nyaman di temapat yang bernama Seminari Mertoyudan ini.
   kami nyaman derngan banyaknya teman yang kami dapat, fasilitas yang ada di seminari, dan pengalaman-pengalaman baru yang kami rasakan di seminari ini. Saya sendiri merasa seminari adalah tempat formasi yang asik karena disini kami sangat seimbang antara belajar dan bermain. Saat waktunya kami belajar, kami belajar. Saat jam kosong , jam pribadi "Tempus Liberum"  kami mengisi dengan bermain atau bahkan baca buku.Â
   Banyak sekali kegiatan-kegiatan asik yang dapat kita lakukan di seminari ini diantaranya:main basket, bola, voli, tenis meja, badminton, main kartu atau bahkan untuk sekedar mengobrol bersama teman. Waktu-waktu tersebut dapat kami gunakan juga sebagai saat dimana kami harus mengurus urusan pribadi seperti mencuci ataupun menyetrika. Setiap hari sabtu juga terdapat jam rekreasi yang dimana, kami dapat bermain atau melakukan apapun sampai dengan jam 11.30 malam. Kami bisa memutar musik sambil makan cemilan dan bermain bersama.
 Â
  Menjadi seminaris itu sangat asik teman-teman. Jangan takut untuk menanggapi bibit panggilan teman-teman. Semua itu butuh proses. Punya perasaan taku atau gugup itu boleh, tapi jangan takut mencoba sesuatu yang baru. Jalani dengan sukacita dan mohon doa kepada Tuhan agar teman-teman selalu disertai dalam menanggapi panggilan teman-teman. Â