Kegiatan ekskursi di Pondok Pesantren Terpadu Bismillah berjalan selama tiga hari. Para Kanisian tinggal menetap bersama para santri yang ada di sana, mengikuti keseharian yang para santri lakukan. Di sana mereka juga melakukan dinamika kegiatan bersama siswa-siswi SMK dan MA milik pondok pesantren tersebut. Kegiatan ikut dijalani oleh para Kanisian beragam sekali. Mulai dari melakukan kebiasaan para siswa di sana, seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler: sepak bola, basket, voli, pencak silat, dll.; hingga kegiatan keagamaan: mengaji dan Maulid Diba. Para Kanisian juga belajar di kelas-kelas mempelajari materi pelajaran yang berbeda dari mereka. Kegiatan paling terpenting di sini tentu saja seminar keberagaman dan moderasi beragama yang diikuti oleh Kanisian dan perwakilan SMK dan MA Bismillah.
Selama tiga hari itulah Para Kanisian, Santri, dan Siswa Bismillah berteman dan berkenalan satu sama lain. Perbedaan mereka dalam agama dan suku juga menciptakan banyak sekali interaksi satu sama lain. Mereka secara bergantian bertanya soal kesan-kesan bertemu, kehidupan sehari-hari, kondisi sekolah, hingga isi-isi agama satu sama lain. Kegiatan ngaji, Maulid Diba, dan seminar juga membuat para Kanisian mengenal agama Islam lebih dekat lagi. Kegiatan ekskursi ini membuat semua orang mempelajari hal-hal baru secara bersama-sama, memperluas cara pandang mereka semua.
Persamaan dalam Lautan Perbedaan
Dari kegiatan ekskursi ini, semuanya dapat mengenal perbedaan satu sama lain, pertemuan inilah yang menyatukan kita bahwa kita bisa bersenang-senang, saling mengerti, dan saling berjalan meski kita berbeda. Jangan fokuskan diri kita ke perbedaan, tetapi fokuskan apa yang membuat kita bisa bersama.
Dalam seminar moderasi beragama di kegiatan tersebut, sang Kyai yang menjadi host dari seminar tersebut menegaskan bahwa fokuskan pada situasi, apakah itu sedang sendiri atau bersama? Jangan memaksakan keyakinan kita kepada orang lain, tetapi terapkan keinginan Tuhan kepada kita. Tuhan menciptakan perbedaan karena Ia ingin manusia untuk saling mengenal, melengkapi, dan menghargai . Memang benar, kita mesti mempercayai sepenuh hati ajaran dan keyakinan agama kita. Namun, ketika saatnya bertemu dengan orang lain, tetap hargai dia.
“Lu, gue emang beda, tapi saatnya ngopi, kita ngopi. saatnya nongkrong, kita nongkrong,” ujar salah satu narasumber yang ikut membawakan seminar tersebut. Di tengah perbedaan yang ada, pasti masih tetap ada persamaan yang muncul di antara kita. Fokuskanlah hal itu karena itulah yang tetap membuat kita bersatu, rasa itulah yang membuat kita ingin bersama.
Indonesia bisa tercipta yang tetap kokoh hingga saat ini meskipun penduduknya memiliki keberagaman. Para pendiri bangsa kita dari berbagai golongan yang berbeda mampu menemukan hal-hal sama yang dapat mempersatukan mereka. Dibuatnya Pancasila sebagai dasar negara kita juga merupakan perwujudan cara masyarakat saling melengkapi. Dalam era modern, dengan perbedaan yang semakin meningkat, kita tetap bisa menemukan hal-hal yang sama dalam hidup kita. Semuanya itu diawali dengan ingin tahu dan ingin menemukan. Penerimaan kita untuk mengenal hal-hal yang berbeda dapat membuat kita bersatu dalam rasa saling melengkapi hingga menciptakan harmoni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H