“Tidak penting apapun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak tanya apa agamamu.” Gus Dur, Presiden ke-4 RI
Beragamnya Indonesia
Indonesia, sebuah negara yang terdiri atas lebih dari 17.000 pulau dengan populasi penduduk berjumlah 277,5 juta. Indonesia sering sekali masuk ke peringkat tinggi berbagai list yang ada, mulai dari negara kepulauan terbesar, penduduk terpadat ke-4, dan suku paling banyak ke-2 di dunia. Letak Indonesia membuatnya unik sekali. Dihimpit oleh dua benua dan samudera membuat Indonesia menjadi melting pot untuk berbagai kebudayaan dan agama.
Di Indonesia sendiri, terdapat enam agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia, belum ditambah lagi agama-agama kecil yang lain yang ikut dianut oleh sebagian orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia dianugerahi perbedaan. Perbedaan inilah yang menjadi berkah sekaligus ujian cara masyarakat dapat bersatu.
Dimulai dari Rasa Penasaran
Semua manusia dapat bertanya, semua manusia dapat penasaran. Mereka penasaran tentang hal-hal yang baru, hal-hal yang jarang mereka lihat. Suatu hal yang berbeda juga dapat membuat orang penasaran, membuatnya ingin mencari dan mengetahui apa sebenarnya hal tersebut.
Inilah yang ada di benak para Kanisian kelas 12 pada kegiatan ekskursi yang dilaksanakan pada 30 Oktober hingga 1 November 2024. Kanisian (siswa Kolese Kanisius), yang mayoritas beragama Katolik, melihat Islam sebagai hal yang berbeda dari mereka. Namun, karena perbedaan itu mereka menjadi penasaran. Mereka ingin mengetahui apa sebenarnya Islam itu dan apa saja yang dilakukan oleh para penganutnya. Pertanyaan mereka terjawab dengan adanya program eksekusi yang dibuat oleh SMA Kolese Kanisius. Kegiatan ekskursi mengajak pada Kanisian untuk berkunjung ke pondok pesantren untuk mengenal dan mengalami secara jelas aktivitas orang Muslim.
Datang ke tempat yang berbeda dengan kondisi alam yang berbeda, sebanyak 30 Kanisian sampai ke salah satu pondok pesantren tersebut, Pondok Pesantren Terpadu Bismillah, Serang, Banten. Saat itu, murid-murid pesantren sedang menikmati jam istirahat. Dengan tibanya para Kanisian, mereka langsung terpikat, keluar dari kelas menuju balkon, mata semua tertuju. Para santri juga menduduki pinggiran jalan yang sedang dilewati, ibarat tamu yang melihat artis-artis berjalan di karpet merah.
Dilihat dari tampang mereka semua, mereka sama penasarannya dengan para Kanisian. Mereka belum pernah bertemu orang-orang yang berbeda keyakinan dan praktik berdoa. Mereka terutama memusatkan pandangan mereka kepada Kanisian yang berkulit putih atau tinggi. Mereka benar-benar penasaran kepada mereka, mereka jarang sekali melihat orang-orang dari suku lain selain Jawa dan Sunda. Kegiatan ini membuat para Santri dan para Kanisian mengenal dan mempelajari perbedaan dan hal baru.
Berteman dan Belajar Satu Sama Lain