Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Catatan Akhir Tahun Dalam Menyambut Awal Tahun

1 Januari 2015   11:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermula dari membaca berita tentang semakin maraknya korupsi yang melanda negeri ini, rasa gerah dan muak ketika melihat di tipi, para koruptor yang sudah mengerogoti uang rakyat tapi masih bisa tenang tenang, senyam senyum, cengar cengir, sambil melambai lambaikan tangannya di depan kamera...

Mereka itu adalah pemimpin negeri ini lho, yang sudah tau bahwa korupsi sudah begitu menyengsarakan banyak orang, mereka sudah tau bahwa korupsi sama dengan merampok hak rakyat, mereka benar benar mengerti bahwa korupsi akan meruntuhkan negeri ini dan mereka sudah sangat paham bahwa kelakuannya itu sangat bertentangan dengan semua etika, hukum dan agama tapi mereka tetap saja melakukannya!!!

Sungguh perbuatan yang tidak patut dan amat sangat tercela...

Menjelang pileg, melihat hiruk pikuk politik di negeri ini, saya sebagai warga negaraingin supaya negeri mengalami perubahan kearah yang lebih baik dengan dipemimpin oleh pemimpin yang benar benar kompeten, adil, jujur dan mau berkorban untuk rakyat. Sehingga Indonesia bisa menjadi negara maju dengan rakyat yang sejahtera, damai sentosa.

Saya teringat kata pepatah bahwa pena lebih tajam dari pedang...

Maka dari itulah, saya laluberpikir, mungkin dengan cara menulis di blog rakyat ini, akan bisa membangkitkan kesadaran masyarakat dalam memilih calon pemimpinnya. Sehingga kita tidak lagi memilih calon pemimpin yang korup, tamak dan hanya mementingkan diri sendiri.

Jadi, tidak lain karena saya ingin melepaskan kejengkelan dan memberi kontribusi berupa pemikiran demi kemajuan bangsa dan negara ini, saya lalu memutuskan untuk mulai menulis di kanal politik blog rakyat ini.

Saya benar benar tidak menyangka sama sekali, bahwa Kompasiana yang dihuni oleh puluhan bahkan ratusan ribu penulis ini, telah memberi apresiasi yang begitu besar untuk tulisan sederhana saya...

Seringkali tulisan ngasal saya, oleh Admin diberikan tempat terhormat di kolom TA bahkan ada juga yang bisa mampir di HL. Benar benar apresiasi yang mengejutkan dan saya anggap sesuatu yang luar biasa.

Karena itu, dalam berbagai kesempatan saya selalu mempromosikan Kompasiana ini ke anak, saudara dan teman teman saya, bahkan sampe kepada teman teman anak saya, juga saya ajak untuk mau mulai menulis di Kompasiana ini. Hampir semua teman dan saudara saya sangat kaget, seakan ga percaya, ga nyangka sama sekali ketika saya bilang bahwa saya sekarang sering menulis. Karena mereka sangat tau apa,  siapa,  bagaimana dan masa lalu saya.

Dengan puluhan ribu tulisan di Kompasiana dalam satu tahun dan puluhan ribu penulis, saya benar benar merasa bangga banget ketika melihat hasil tulisan saya selama ini...Karena dari awal saya nulis memang cuma ingin melepaskan uneg uneg yang nyangkut di leher aja...

Gimana saya ga merasa senang, bangga dan rada GR, jika saya bisa masuk didua kategori 14 ter di blog keroyokan ini? Rasa senang dan bangga saya, bukan karena merasa bisa mengalahkan penulis lain, tapi senang karena saya bisa mendapat tempat dan apresiasi yang begitu besar dari Admin dan kompasianer. Lha saya yang ga ada dasar menulis sama sekali, koq bisa bisanya mendapat apresiasi yang begitu tinggi dari Kompasianer...

( http://blog.kompasiana.com/2014/12/30/14-puisi-paling-populer-di-tahun-2014-713487.html )

( http://blog.kompasiana.com/2014/12/31/14-artikel-kanal-media-yang-paling-banyak-mendapat-respon-di-tahun-2014-713475.html )

14200603031888434045
14200603031888434045

Saya yang dulu tidak mempunyai apa apa, sekarang merasa punya sesuatu yang bisa diberikan, yaitu buah pikiran yang bisa dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Saya yang dulu bukan siapa siapa, sekarang bisa merasa bangga dan sedikit GR. Saya yang dulu tidak bisa apa apa, sekarang merasa mampu berbuat sesuatu.

Namun dibalik rasa senang, bangga dan sedikit GR, ada terselip rasa duka dipikiran saya, manakala teringat  saudara saudara yang kehilangan dalam musibah kemarin. Saya bisa merasakan bagaimana rasa pedih, sedih dan berat hati ketika kita kehilangan orang tua, anak, saudara dan teman.

Musibah dipenghujung tahun ini benar benar terasa sangat berat dan mendalam, karena dalam menyambut awal tahun yang biasanya disambut dengan suka cita dan harapan baru, disaat itu juga saudara saudara kita merasakan kesedihan yang luar biasa karena mengalami kehilangan yang sangat besar.

*****

Janus adalah Dewa Romawi, yang memiliki muka dua sehingga bisa melihat ke depan dan ke belakang, yang namanya dipakai untuk nama bulan January, tahun 2014 sudah berlalu mari kita songsong Tahun 2015.

Mari kita tinggalkan tahun 2014 yang lalu, dengan segala macam kekurangan, kesalahan, keteledoran, kelengahan dan musibah. Kita ambil hikmah dan pelajaran dari semua kesalahan pada masa lalu itu, marilah kita sambut Tahun 2015 ini dengan semangat dan harapan baru.

Mari kita isi Tahun 2015 yang baru ini dengan semua kegiatan yang sangat berguna untuk banyak orang.

14200594651846789194
14200594651846789194

Catatan :

***Semoga tulisan ini bisa memberi semangat untuk Kompasianer lain supaya bisa menjadi lebih dan lebih baik lagi...

***Saya berharap bisa tetap semangat menulis dan menjadi lebih baik lagi...

***Semoga Yang Maha Kuasa memberikan kekuatan, ketegaran dan kebahagian yang lain untuk semua keluarga yang sedang mengalami musibah, serta memberi semangat untuk bisa bangkit menyongsong masa depan...

Salam Damai...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun