Ini cuitannya...
Namun, menjelang akhir perhitungan suara yang menunjukan bahwa perolehan suara pasangan Jokowi-JK lebih unggul jauh dibanding perolehan suara pasangan Prahara, atau kurang lebih 9 hari setelah twit itu beredar, Ahmad Dhani baru ngeles dengan mengatakan :Â
"Tweet saya di-capture, terus diedit. Yang lagi heboh se-Indonesia, kalau Jokowi jadi presiden, saya potong kemaluan. Itu tweet editan di Photoshop, dibuat sesuai apa yang dimau oleh si pemalsu tweet tersebut," kata Dhani dalam wawancara di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin (21/7/2014)
Kemudian ia pun mulai marah ketika netizen ramai ramai menagih janjinya. Bahkan saking "hebatnya" Ahmad Dhani, dengan serta merta  ia melaporkan ke dewan pers semua media yang pernah memuat beritanya.
Ketujuh belas media tersebut adalah forum.detik.com, kompasiana.com, Hai Online, merdeka.com, republika.co.id, liputan6.com, metroonline.com, nonstop-online, palingseru.com, seruu.com, solopos.com, wartaharian.co, ciricara.com, okezone.com, kasakusuk.com, kaskus.co.id dan kapanlagi.com.
Mirisnya, media yang dilaporkan kemudian kompak percaya dan meng"iya"kan bahwa bukan Ahmad Dhani yang yang membuat cuitan heboh tersebut.
Kompasiana, blog kesayangan kita ini (Cieee kesayangan kita nih yaa... Uhuk uhuk...) adalah salah satu media yang dilaporkan ke Dewan Pers.
Sungguh lucu, salah kaprah karena Kompasiana dianggapnya sebagai media berita yang berada dalam naungan Dewan Pers. Sedangkan penulis di Kompasiana adalah warga yang bukan jurnalis dan tulisan yang dimuat di Kompasiana adalah murni hasil karya atau opini masyarakat.
Yang menjadi korban pelaporannya adalah artikel yang ditulis oleh mbak Usi, padahal banyak artikel serupa yang ditulis teman teman lain.
Atas pelaporan itu yang menjadi korban kedua adalah Kang Pepih.Â