Memilih pemimpin harus selektif.
Jangan asal pilih, karena bisa mempengaruhi kehidupan kita dalam masa 5 atau 10 tahun mendatang.
Apalagi memilih pemimpin daerah atau pemimpin negara.
Jangan sampai terjadi seperti yang lalu, menyesalpun tidak ada gunanya.
Tapi ada hal yang lebih penting lagi...
Jangan hanya karena memilih pemimpin, maka ikatan yang sudah kita buat berpuluh atau ratus tahun jadi hancur.
Jalinan persaudaraan dan pertemanan yang sudah kita untai bersama, menjadi lebur.
Bahkan sendi sendi persatuan berbangsa dan bernegara menjadi runtuh.
***
Pilkada DKI kali ini, nuansanya jauh lebih panas daripada pilkada DKI tahun tahun sebelumnya. Ahok sang petaha yang menjadi Gubernur DKI, karena menggantikan Jokowi yang terpilih menjadi Presiden RI ke 7, menyandang double minoritas.
Saat akan menggantikan Jokowi, sudah banyak penolakan terhadap Ahok. Dari mulai demo ormas sampai aksi boikot waktu pelantikan Ahok.