Tulisan ini terinspirasi dari Program Program Konyol Agus Yudhoyono
***
Sedari awal pencalonan AHY, saya udah merasa ga enak (Tega) kalau harus ikut ikutan membahasnya (Baca : Mengulitinya).
Kasihan gitu lho... Ada perasaan ga tega kalau ikutan gitu... Makanya selama ini ga pernah nulis soal AHY, baru kali ini saya menulisnya, itu juga karena kaget setelah tadi baca tulisan Oom Daniel.
Kenapa? Bukankah AHY adalah pesaing Ahok, calon Gubernur yang saya dukung?
Benar, AHY adalah salah satu pesaing Ahok. Tapi seperti saya sudah bilang sebelumnya, AHY itu jelas jelas buah yang masih “Ijo” yang dipanen secara paksa.
Jadi, mesti diperam (disekap) dulu beberapa hari baru bisa dimakan. Kalau tidak diperam dulu, biar dilumuri dengan gula sebanyak apapun, tetap aja rasanya asem.
Nah, yang suka dengan buah yang asem asem itu cuma sedikit orang, yaitu ibu ibu yang sedang hamil muda, atau bisa juga anak anak ABG doang. (Coba aja liat ABG senengnya sama PHP doang, sama dengan program AHY-Sylvi kan?)
Sedangkan kalau orang biasa, tentu ga bakalan mau makan buah yang masih belum masak. Betul?
Ini, terbukti secara nyata bahwa AHY memang buah mentah yang tidak layak jual. Silahkan saja lihat dari beberapa cara kampanyenya, yang kemana mana dan dimana mana cuma bisa mengumbar janji mau kasih duit doang.
Janji janji seperti itu tidak ubahnya dengan cara kampanye pemilihan legislatif. Dimana sang caleg sering kali menyebar uang kepada para pendukungnya. Padahal, kita tau kebanyakan niatnya nyaleg, bukannya ingin kerja dan melayani rakyat tapi cuma mau datang, duduk, diam, dapet duit. Atau kalaupun kerja, cuma mau cari proyek buat diurus oleh perusahaan dan koleganya aja.