Mohon tunggu...
Lyfe

Identitas Pemuda, Identitas Bangsa

25 Mei 2016   19:41 Diperbarui: 25 Mei 2016   20:02 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ungkapan Ir. Soekarno ada benarnya juga, pemuda sebagai generasi penerus bangsa, memiliki beban yang lebih berat daripada generasi pendahulu. Apabila generasi pendahulu berjuang untuk memerdekakan bangsa ini dari cengkeraman bangsa asing, maka kita sebagai generasi muda ini memiliki tanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan.

Seiring berkembangnya zaman, dunia yang semakin terbuka dan teknologi yang semakin canggih merambah ke sebagian besar umat manusia yang ada di bumi, tak terkecuali bangsa kita, bangsa Indonesia dan hal tersebut dinamakan globalisasi. Arus globalisasi yang kuat juga ikut andil bagian dalam perubahan perilaku sosial manusia dalam bermasyarakat, tak terkecuali generasi muda. Saking kuatnya arus globalisasi, identitas asli serta nilai-nilai luhur bangsa juga ikut tergerus.

Berdasarkan aspek geografis, Indonesia yang merupakan negara kepulauan, dan aspek historis, karena latar belakang penjajahan bangsa asing, maka kedua hal tersebut membentuk bangsa Indonesia yang plural dan beragam. Keberagaman tersebut ditandai dengan suku-suku dengan budayanya masing-masing, bahasa daerah yang beragam, serta kepercayaan yang dianut masing-masing. Pada zaman perjuangan, hampir tidak ada yang disebut dengan konflik antar suku maupun antar agama, mereka semua menjadi satu bangsa yang kuat karena terikat dengan tujuan yang sama, kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa toleransi dan saling menghormati sangat dijunjung, sehingga tidak menyebabkan terjadinya konflik. Sedangkan, di zaman modern ini, isu-isu mengenai SARA sangat mudah ditemui dan bahkan isu tersebut berkembang menjadi konflik berkepanjangan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa toleransi sudah tidak ada di tengah bangsa Indonesia.

Arus globalisasi yang makin kuat juga menyebabkan perilaku masyarakat termasuk pemuda menjadi individualistis, materialistis, dan hedonis serta apatis. Kehidupan pemuda pun ikut terpengaruh oleh arus globalisasi yang semakin kuat ini. Pemuda menjadi individualis dan tidak memikirkan sekitarnya. Ditambah lagi, pemuda semakin memanjakan diri mereka dengan hal-hal bendawi dan menjadikan diri mereka materialistis. Kehidupan pemuda yang cenderung individualis menjadikan diri mereka apatis, tidak peka dengan sekitar dan cenderung untuk menutup mata, paling-paling sekadar melihat tanpa ada rasa simpati dan empati.

Sikap pemuda Indonesia yang cenderung apatis, membuat mereka lupa akan negerinya. Nasionalisme dan patriotisme mulai merosot, rasa cinta akan tanah airnya sendiri pun merosot. Dampak dari kemerosotan nasionalisme dan patriotisme dalam diri pemuda adalah kemerosotan moral bangsa. Moralitas bangsa ini seakan-akan semakin menurun atau bahkan sudah tak bermoral. Dapat dilihat dari maraknya narkoba di kalangan masyarakat, seks bebas, isu-isu SARA, dan rendahnya kejujuran. Termasuk pemuda, pemuda pun juga mengalami degradasi moral. Bangsa Indonesia seakan lupa siapa diri mereka sejatinya.

Peran pemuda sangatlah vital dalam kasus ini. Pemuda bertanggung jawab untuk mengembalikan identitas bangsa ini ke identitas aslinya. Dan sebagai agent of change, pemuda dituntut untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik dan menunjukkan identitas bangsa ini sebenarnya. Berharap dan percayalah bahwa pemuda kita akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik!

“Perjuanganku lebih mudah karena aku melawan bangsa asing, namun perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri“

- Ir. Soekarno –

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun