Orang sering mengartikan inflasi = harga barang2 naik.. Gampangnya memang terlihat seperti itu. Akibatnya kita sering membenci inflasi dan juga menyalahkan pemerintah atau juga pihak2 yang memonopoli harga. Memang dalam hal ini pemerintah layak untuk di salahkan? Tetapi disisi lain mereka melakukan itu untuk meningkatkan perekonomian.
Fakta adalah fakta dan minoritas dalam perekonomian memang tidak pernah menang dalam dunia perekonomian. Sekarang bagaimana kita melihat dan menerima bahkan memanfaatkan fakta yang ada?
Inflasi dalam persepektif yang berbeda adalah kurangnya nilai/ daya beli uang terhadap barang atau jasa.
Contohnya: Di tahun 2007 ongkos ojek Grogol - Mega kuningan Rp 15rb + 5rb (uang tip), sekarang untuk jarak dan pelayanan yang sama kita harus membayar Rp 30ribu.
Kalau begitu apa bedanya perspektif harga barang naik dengan perspektif "tukang ojek"?
Ya, terlihat serupa tetapi tidak sama.
Kalau di lihat kenapa biaya yang kita keluarkan bisa naik dari perspektif ilustrasi "tukang ojek" adalah di karenakan kemampuan beli/ nilai Rp 15rb di thn 2007 tidak sama dibandingkan sekarang.
Walaupun kita bisa mengatakan jasa tukang ojek semakin mahal tetapi saya mau membawa pemikiran kita dari sisi nilai uang Rp 15rb yang berkurang dulu dan sekarang.
Kenapa nilai tersebut turun?
Tanpa di sadari oleh kita, uang yang di cetak oleh pemerintah secara perlahan-lahan merupakan faktor yang dapat mengakibatkan uang yang beredar di pasar bertambah banyak dan akan mengakibatkan nilai dari uang tersebut akan turun kalau tidak di ikuti dengan pertambahan barang dan jasa. Dan situasi ini disebut dengan inflasi.
Apa alasan pemerintah melakukan hal tersebut? Tak lain dan tak bukan untuk meningkatkan likuiditas di pasar dan di harapkan dapat memacu perdagangan dan perekonomian. Apakah itu bagus? Ya tetapi ada juga dampaknya yaitu inflasi.