Mohon tunggu...
ichsan mikail
ichsan mikail Mohon Tunggu... Novelis - Full time blogger

Pengarang novel Transition, novel Dimension of Dreams, dan kumpulan cerpen Province Memoir. Standby di official website : mikailearn.my.id

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Ruthless

20 Agustus 2022   10:52 Diperbarui: 20 Agustus 2022   22:04 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film kriminal berlatar negeri Pizza berjudul Ruthless (Netflix) garapan Renato De maria mengisahkan komplotan rampok paling ambisius era 80-an yang ditukangi sosok flamboyan bernama Santo Russo di kota Milan, Italia. Cerita diawali modus mafia jalanan yang amat praktis sejak remaja hingga mereka mencapai kekayaan ketika dewasa, sambil menyaru sebagai pengusaha legal lewat showroom mobil-mobil mewah. Peran impresif ditampilkan Sara Serriocco (Mariangela) sebagai istri Russo. Dengan sekali ngamuk, lalu bersabar dan cerdas, Mariangela berhasil menjauhkan wanita simpanan Russo dari kehidupan rumah tangganya. Akting Sara mengingatkanku kepada Natalie Portman di V for Vandetta, film satir bertema kediktatoran.

Kurasa tidak mungkin menyebut 'orang-orang yang melampaui batas' kala mereka memang tidak punya batasan atau standar hidup tertentu seperti atheis atau satanik. Selain itu, tingkat kejahatan orang beriman kristiani di film terkenal semacam The Godfather III juga berpotensi tidak terbatas karena mereka dilapangkan oleh, pada akhirnya, pengakuan dosa dan pengampunan yang diterima dari rohaniawan otoritas keagamaan. Jika anda pernah menonton film-film mafia -biasanya terinspirasi dari cerita nyata- sering dikisahkan gembong kriminal yang cukup religius.

Menghadapi kejahatan tanpa batas tidak harus berujung pada bedil-bedilan ala LA Confidental (Guy Pearce) dan film Witness (Harrison Ford). Kebetulan kepolisian (Polri) sedang melakukan pembersihan internal atas keterlibatan aparat di kasus pembunuhan berencana dan praktek judi online. Bukan main kerja keras tokoh-tokoh pimpinan dalam negeri menindak rekan kolega dan 'teman' sejawat. Jujur negara kita sungguh membutuhkan superhero seperti di masa lalu memimpin penegakan hukum menyingkirkan beban keserakahan dan kriminalitas yang menginjak-injak rakyat. Para pejabat teras pelaksana tugas itu tidak perlu menyenangkan siapapun. Mereka cukup merasa menjadi pahlawan bagi diri sendiri demi integritas dan martabat pribadi.

Penebusan dosa dalam Islam
Bila anda mengenal pasukan jihad-kecil, mereka tidak terkalahkan karena mengincar kematian lawan juga diri sendiri. Meskipun demikian, mereka tetap dibatasi aturan. Dilarang membunuh orang yang menyerah, perempuan sipil dan anak-anak. Tidak boleh bunuh diri di luar zona pertempuran dan berusaha menghindari kerusakan lingkungan (tanaman,  hewan, dan tempat ibadah).

Namun, titik berat tulisan ini juga tertuju pada kesombongan spiritual Muslim disebabkan adanya penebusan dosa dalam Islam. Beda dengan Kristen/Katolik di mana penganutnya bisa setiap saat pergi ke bilik gereja, Pencucian dosa bagi muslim terjadi setiap tahun di bulan Ramadhan, kecuali dosa pada sesama manusia (oh catet!), sehingga sangat humanis. Aku awali dengan perkataan ust.Khalid Basalamah, "Tidak ada dosa yang tidak punya efek jera, sekecil apapun." Katanya karma itu sampai 100 kali lipat kesetimbangannya. Pundi-pundi pahala pelaku berpindah kepada korbannya di dunia dan timbangan amalan berkurang di akhirat. Oleh karena itu, jangan gampang mendzalimi orang lain apalagi sesama muslim. Meskipun semua orang akhirnya berbuat buruk padamu, cukuplah aqidah Islam menolong berbaik sangka yang diolah dari bermacam serangan pikiran negatif sehari-hari. Kata HRS, hari pembalasan dari Allah SWT lebih indah daripada nafsu dendam manusia. Berbeda keyakinan (termasuk agama) adalah perbedaan besar.

Ngomong-ngomong soal diktator, lain polisi korup lain pula pelanggaran hak asasi yang dilakukan oleh otoritas kenegaraan. Sebagai perumpamaan, kekejaman rezim otoriter di beberapa negara berpenduduk mayoritas muslim bukanlah kesengsaraan jutaan warga negara tanpa makna. Anggaplah seorang penguasa punya fungsi pemetaan (korespondensi satu-satu) kepada setiap rakyatnya dalam satu negara, kemudian dikalikan jumlah kebijakan yang dzalim, = banyak. Otomatis kepala negara paling rentan kehabisan bekal di akhirat dibanding mantan koruptor daerah. Presiden Jokowi diharapkan tidak menyia-nyiakan pengetahuan ini -beliau perlu meminta maaf. Wawasan keislaman yang tidak paripurna akan selalu menjadi entry point bagi muslim penentang agama dan kebencian harb terhadap kehidupan Islam kaffah.

*Aqidah Islam maksudnya fondasi terbaik sebelum sabar dan shalat.

#mikailearns

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun