Mohon tunggu...
Mikail Ahmad
Mikail Ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jika saya menemukan sesuatu yang menarik, saya akan membagikan nya kepada anda.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Percaya! Ini 5 Mitos Kesehatan yang Menyesatkan

14 Juni 2024   15:15 Diperbarui: 14 Juni 2024   15:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kesehatan (freepik.com/pikisuperstar)

Pada era globalisasi saat ini, pesatnya perkembangan internet dan semakin meluasnya penggunaan media sosial di masyarakat membuat akses ke berbagai informasi semakin mudah dan cepat untuk didapatkan, terutama informasi tentang kesehatan. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua informasi yang beredar luas di internet bisa dipercaya. Sebab, terkadang ada oknum tertentu yang sengaja menyebarkan informasi palsu (hoax) demi kepentingan pribadi sehingga perlunya menerapkan sikap selektif dan skeptis terhadap informasi yang diterima.

Pada artikel kali ini, saya akan membahas tentang 5 mitos mengenai kesehatan beserta kebenaran dibaliknya untuk membantu anda agar tidak disesatkan oleh informasi-informasi yang tidak benar seputar kesehatan sehingga anda dapat membuat keputusan tentang kesehatan mu dengan benar dan bijak di masa depan.

Mitos 1: Mengonsumsi Lemak dapat Membuat Kamu Menjadi Gendut

Selama bertahun-tahun, lemak dipercaya sebagai faktor utama naiknya berat badan dan penyebab berbagai masalah kesehatan. Namun, kepercayaan tersebut tidaklah sepenuhnya benar dan studi terbaru telah membongkar kebenaran dibalik mitos tersebut. 

Melansir dari artikel berjudul "Does Eating Fat Make You Fat?", tidak semua jenis lemak memiliki efek yang sama pada tubuh. Bahkan, jenis lemak seperti lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fats) dan lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fats) memberikan dampak terhadap kesehatan yang baik untuk jantung.

Ketua departemen nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Frank Hu, M.D., beliau dan tim nya meneliti data dari lebih dari 120.000 wanita dan pria selama lebih dari 20 tahun. Mereka mengamati secara khusus bagaimana berbagai tipe lemak yang dikonsumsi oleh orang-orang mempengaruhi tubuh mereka selama mereka menua. 

Mereka menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans cenderung mengalami peningkatan berat badan. Di sisi lain, orang-orang yang mengonsumsi lemak tak jenuh tidak mengalami peningkatan berat badan dan bahkan dihubungkan dengan penurunan berat badan.

Mitos 2: Menghindari Sarapan Membantu Anda Menurunkan Berat Badan

Dalam menjalankan program diet, membatasi jumlah porsi makanan yang dikonsumsi merupakan salah satu cara yang ampuh untuk menurunkan berat badan. Namun, demi bisa mendapatkan hasil yang cepat dan instan, orang-orang bahkan rela untuk menunda sarapan untuk mempercepat proses penurunan berat badan mereka. Apakah benar menunda sarapan dapat menjadi cara yang efektif untuk menurunkan berat badan dengan cepat?

Dilansir dari laman alodokter.com, menunda sarapan justru membuat kita sulit untuk mengendalikan berat badan kita sehingga berakibat pada naiknya berat badan. Alasannya adalah ketika menunda sarapan, maka akan membuat anda menjadi lebih lapar pada siang hari. Alhasil, kecenderungan untuk makan secara berlebihan akan meningkat sehingga membuat anda sulit untuk mengendalikan peningkatan jumlah berat badan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun