Pilpres dan Pemilihan Legislatif telah usai pada tanggal 14 Februari 2024 sekitar 2 bulan lalu. Semua berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, hanya saja Paslon nomor urut 01 dan 03 yang merasa Pemilu tahun 2024 ini syarat dengan kecurangan. Tak ayal pihak yang kalah merasa dicurangi dan mengadu nasib ke meja Mahkamah Konstitusi (MK).
Tok! Amar putusan Hakim MK Menolak semua gugatan dari Penggugat karena kurangnya alat bukti dan memang tidak terbukti. Prabowo-Gibran resmi melenggang ke kursi panas RI 1 & 2 pada 20 Oktober mendatang. Nah, setelah melewati berbagai macam peristiwa politik pada tahun ini, kita dapat melihat kemana arah Demokrasi kita terkhususnya Kabupaten Mahakam Ulu pada tahun 2024 ini.
Prabowo dengan Gerindranya bisa saja bersih, apakah mereka yang berada didaerah bisa bersih? Ini pertanyaan yang sangat kritis, sederhana dan wajar sebagai warga negara yang memiliki hak untuk bersuara. Beberapa waktu lalu, setelah Pemilu pada Februari lalu, saya banyak sekali mendapatkan laporan dari masyarakat yang mengatakan Partai A, B dan C menyediakan dana yang cukup fantastis untuk memenangkan Calon Legislatif mereka dan terbukti, yang banyak uangnya yang menang dan yang tidak ada uang sama sekali tidak mendapatkan apa-apa.
Apakah ini Demokrasi, tidak. ini adalah bagian dari Democrazy suatu kemuduran kita dalam berdemokrasi yang dimana yang punya uang dapat berkuasa sementara mereka yang memiliki kapabalitas dan kualitas menjadi Wakil Rakyat malah hanya mendapatkan suara setara ketua RT saja. Sedih memang, tapi inilah fakta yang terjadi di Mahakam Ulu.
Masyarakat juga menjadi dilema karena dalam amplop ada warna merah merona sehingga akal sehat menjadi kabur karena "Soekarno-Hatta" berbaris didepan mata. Fenomena ini bukanlah fenomena langka di Kabupaten Mahakam Ulu yang baru berusia 10 tahun ini. Politik uang menjadi sebuah gaya atau style para Politikus di Mahakam Ulu sehingga untuk memenangkan sebuah pertarungan harus memiliki kantong yang cukup tebal.
Beberapa Politikus yang akan bertanding pada Pilkada yang tak lama lagi sedang mempersiapkan "Peluru" agar bisa menang, ada yang besarannya, 20 Milyar Rupiah, ada yang 10 Milyar Rupiah dan ada yang mengatakan bahwa persiapannya sekitar 35 Milyar Rupiah. Wow. Fantastis sekali, karena menurut anaslisa saya, jumlah uang Kampanye hingga puluhan milyar itu tidaklah masuk akal kalau tidak digunakan untuk membeli suara rakyat.
Apakah bisa Pemimpin Mahakam Ulu lahir dari Kampanye bersih tanpa Politik Uang? saya rasa itu sulit jika Para Politikusnyapun sudah sejak awal merancang nilai dan besaran uang yang akan mereka gelontorkan untuk ambisi mereka duduk di kursi itu. Untuk bisa berada pada level (No Money Politic)Â itu adalah level tertinggi dan terhormat untuk seorang Politikus dan itu susah diraih jika tidak memiliki mental yang siap kalah.
Dapatkah Money Politic (Politik Uang) di Mahakam Ulu diberantas? Jawabannya, Bisa. Tergantung Lembaga Penegak Hukum seperti Polri, TNI dan beberapa Lembaga lainnya membentuk sebuah Tim Khusus yang Independen yang menangani pengaduan masyarakat terkait Money Politik, tapi dalam hal ini juga masyarakat yang melapor harus memberikan bukti yang kuat berupa Video, rekaman suara hingga foto yang menjadi acuan penegak hukum untuk menangkap pelaku Money Politic di Mahakam Ulu.
Semoga Tahun 2024 ini lahir Pemimpin baru yang bersih tanpa ada dukungan "Soekarno-Hatta" didalam amplop yang membuat masyarakat menjadi tergoda. Jangan salahkan masyarakat, karena mereka juga hidup susah jadi ketika mereka menerima serangan fajar, bagi mereka itu hal yang wajar karena ketidak tahuan mereka apa itu politik uang. STOP MONEY POLITIC!!!