Mohon tunggu...
Mikael Gunawan
Mikael Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya adalah pelajar yang aktif dan ingin cari tahu

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pro dan Kontra seputar IVF/ Bayi Tabung

30 Maret 2023   13:30 Diperbarui: 22 Mei 2024   05:11 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) adalah teknik medis reproduksi yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1978 dan sejak itu menjadi pilihan bagi pasangan yang kesulitan untuk hamil secara alami. Bayi tabung adalah sebuah teknik yang memungkinkan pasangan untuk hamil melalui proses pembuahan telur di luar tubuh wanita, yaitu dalam sebuah laboratorium, sebelum kemudian embrio tersebut ditanamkan kembali ke dalam rahim wanita. Bayi tabung biasanya dilakukan pada pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami karena masalah pada sistem reproduksi seperti infertilitas, endometriosis, dan gangguan ovulasi. Bayi tabung juga dapat dilakukan pada wanita yang tidak memiliki pasangan pria, wanita yang memiliki pasangan pria yang mandul atau pasangan pria yang memiliki masalah kualitas sperma.

Proses bayi tabung dimulai dengan stimulasi ovarium menggunakan hormon. Tujuan dari stimulasi ini adalah untuk meningkatkan jumlah telur yang diproduksi oleh ovarium sehingga kemungkinan pembuahan menjadi lebih besar. Setelah itu, telur yang telah matang akan diambil dari ovarium dengan menggunakan jarum dan kemudian dicampurkan dengan sperma dalam sebuah wadah khusus di laboratorium. Jika pembuahan berhasil terjadi, embrio akan tumbuh dan berkembang selama 3-5 hari sebelum kemudian ditanamkan kembali ke dalam rahim wanita. Bayi tabung memiliki beberapa risiko dan efek samping, seperti meningkatnya kemungkinan kehamilan kembar, sindrom hiper stimulasi ovarium, dan keguguran Kehamilan Ektopik (di luar rahim): Kehamilan ektopik adalah kondisi di mana embrio terletak di luar rahim, biasanya di dalam saluran tuba falopi. Kondisi ini bisa menjadi sangat berbahaya bagi ibu dan memerlukan tindakan medis segera. Gangguan Kehamilan: Kehamilan melalui teknik bayi tabung juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan kehamilan seperti preeklampsia, perdarahan, dan kelahiran prematur. Risiko Kesehatan Bayi: Bayi yang dilahirkan melalui teknik bayi tabung juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kelainan bawaan seperti cacat jantung, kelainan kromosom, dan kelainan metabolik. Risiko Kesehatan Ibu: Pasien yang menjalani teknik bayi tabung mungkin mengalami efek samping seperti sindrom hiperstimulasi ovarium (SHO) yang dapat menyebabkan pembengkakan dan sakit perut yang berat, hingga masalah kesehatan yang lebih serius seperti infeksi dan pendarahan.  Namun, risiko ini dapat diminimalkan dengan pengawasan yang tepat dari dokter spesialis reproduksi.

Meskipun bayi tabung telah menjadi teknik yang umum digunakan di seluruh dunia, masih banyak perdebatan mengenai etika dan moralitas dari teknik ini. Beberapa orang menganggap bahwa bayi tabung merupakan tindakan yang melanggar etika dan nilai-nilai agama, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa bayi tabung adalah sebuah terobosan medis yang membantu banyak pasangan untuk memiliki anak.

Selain risiko dan efek samping yang telah disebutkan sebelumnya, bayi tabung juga dapat memicu masalah psikologis pada pasangan yang menjalani teknik ini. Pasangan yang melakukan bayi tabung mungkin mengalami tekanan emosional dan stres yang tinggi karena proses yang panjang dan tidak menentu. Pasangan juga mungkin merasa terbebani oleh biaya yang diperlukan untuk menjalani prosedur bayi tabung, terutama jika proses tersebut tidak berhasil setelah beberapa percobaan. Namun, banyak pasangan yang berhasil hamil melalui teknik bayi tabung dan merasa sangat bersyukur karena memiliki anak yang mereka inginkan. Beberapa pasangan bahkan memilih untuk menyumbangkan telur atau sperma mereka kepada pasangan lain yang membutuhkan, sehingga memungkinkan pasangan tersebut untuk memiliki anak yang sebelumnya sulit terwujud.

Selain itu, teknologi bayi tabung terus berkembang dan diikuti oleh teknologi-teknologi reproduksi lainnya, seperti kriopreservasi atau penyimpanan embrio, sehingga pasangan dapat menjalani proses bayi tabung dengan lebih efisien dan aman. Selain itu, banyak dokter dan ahli kesehatan juga berusaha untuk memberikan dukungan emosional dan psikologis yang dibutuhkan oleh pasangan yang menjalani bayi tabung. Meskipun masih banyak perdebatan mengenai etika dan moralitas dari teknik bayi tabung, tidak dapat dipungkiri bahwa teknik ini telah memberikan harapan dan kesempatan bagi banyak pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami. Diharapkan bahwa teknologi reproduksi yang terus berkembang dapat memberikan solusi yang lebih baik dan aman bagi pasangan yang ingin memiliki anak.

Dari sisi moral, teknik bayi tabung sering kali menjadi perdebatan. Beberapa orang berpendapat bahwa teknik ini tidak alami dan melanggar prinsip-prinsip moral yang dianut oleh beberapa agama. Selain itu, adopsi juga dapat menjadi alternatif yang lebih moral dibandingkan dengan teknik bayi tabung. Namun, pendapat yang berlawanan juga ada. Beberapa orang berpendapat bahwa teknik bayi tabung sebenarnya dapat dianggap sebagai cara yang moral untuk membantu pasangan yang ingin memiliki anak namun mengalami kesulitan. Selain itu, mereka juga berargumen bahwa teknik bayi tabung tidak berbeda dengan teknik reproduksi lainnya yang telah ada sebelumnya, seperti donor sperma atau donor telur.

Bagaimanapun, keputusan untuk menjalani teknik bayi tabung adalah keputusan yang sangat pribadi dan harus dipertimbangkan dengan baik oleh pasangan yang bersangkutan, baik dari sisi medis, psikologis, dan moral. Adanya dukungan dan bimbingan dari dokter dan ahli kesehatan juga sangat penting dalam memutuskan apakah teknik bayi tabung adalah pilihan terbaik bagi pasangan yang ingin memiliki anak.

Dalam hal ini, pasangan perlu mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika yang dipegang, tetapi juga tidak boleh meremehkan kebutuhan emosional dan keinginan untuk memiliki anak biologis. Sebagai hasilnya, pasangan yang ingin menjalani teknik bayi tabung perlu mempertimbangkan secara hati-hati setiap aspek yang terlibat dan mencari bimbingan dari ahli kesehatan dan konselor yang terlatih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun