Desa Maron, sebuah permata tersembunyi yang dikenal dengan keramahan dan keindahannya, menjadi destinasi yang memikat bagi siapa pun yang mengunjunginya. Di balik hamparan hijaunya sawah dan gemericik air sungai yang mengalir dengan tenang, terdapat kekayaan budaya dan tradisi yang membuatnya begitu istimewa. Seperti setiap desa di Indonesia, Desa Maron memiliki keunikan tersendiri dalam menyebarkan kehangatan keramahtamahan kepada para pengunjungnya, sambil memamerkan pesona alamnya yang memesona. Sebuah perpaduan yang memikat antara keramahan masyarakatnya dan keindahan alamnya, menjadikan Desa Maron sebuah destinasi yang tak terlupakan bagi siapa pun yang berkesempatan mengunjunginya.
Kami, sekelompok pelajar SMA Kolese Kanisius Jakarta, dengan penuh semangat dan antusiasme, telah mengikuti kegiatan jambore di Desa Maron. Sebagai bagian dari perjalanan kami, kami tidak hanya mengeksplorasi keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga merasakan hangatnya sambutan dan keramahan penduduk setempat. Desa Maron telah memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi kami, memperkaya pengetahuan kami tentang budaya dan tradisi, sambil menyemangati semangat petualangan kami di masa depan.
Perjalanan dan pengalaman kami benar-benar bermula pada saat turun bus setelah perjalanan panjang dari Jakarta. Pada saat itu, kita baru saja sampai di Wonosobo dan kemudian menunggu giliran untuk naik angkot ke Bukit Cinta untuk melaksanakan kegiatan Jambore 2024. Â Lalu kami juga melakukan treking yang menjadi salah satu kegiatan yang menjadi bentuk formasi dalam kegiatan Jambore dimana kita menempuh jarak yang sangat jauh dengan kaki. kami juga menaiki perahu di Telaga Menjer dan kondisi disana sangatlah nyaman dan indah.
Kondisi masyarakat Wonosobo merupakan sesuatu yang dapat kami lihat secara langsung saat melakukan kegiatan sosial survival. Dari sosial survival kami dapat melihat betapa baiknya kondisis sosial masyarakat Wonosobo. Kami dapat melihat bahwa setiap masyarakat di kampung Wonosobo tersebut mengenal satu sama lain dan juga memiliki sikap yang ramah terhadap tidak hanya warga kampung tersebut namun orang asing juga seperti kami pendatang dari Jakarta. Dapat dilihat juga bahwa mata pencaharian di kampung Wonosobo tidak terlalu banyak hanya pekerjaan-pekerjaan basic seperti berladang, beternak, buruh bangunan, dan pendiri toko/warung. Di Wonosobo kami juga dapat melihat secara langsung iklim disitu terutama di daerah Bukit Cinta. Iklim dan cuaca disini sangat enak terutama karena udara yang dingin dan tidak tercemar seperti udara Jakarta yang penuh dengan asap kendaraan.
Banyak pengalaman yang paling berkesan selama proses jambore. Hal ini karena kita banyak berinteraksi dengan alam, hewan dan sesama manusia. Ketika kita baru sampai di tengah malam di bukit cinta kita langsung tracking naik untuk menuju area camping. Dan menurut kami hal ini cukup membuat kita lelah, tetapi justru membuat kita bersyukur dengan keindahan alam yang dapat terlihat disana, udara yang segar serta kita bisa bertumbuh dalam kelompok dengan membantu mereka yang lelah dengan membawa barang, memberikan minum, dll. Selain itu terdapat pula dinamika yang menurut kami sangat berkesan yaitu kegiatan sosialisasi dengan warga. Kegiatan ini sungguh melatih bagaimana kita bisa beradaptasi dilingkungan yang belum kita ketahui dan bahkan masyarakat yang belum kita kenal. Sebelum mencari tempat keluarga yang akan kita kunjungi kita saling bekerja sama mencari RT dan RW kita dan hal ini membuat kita bertumbuh sebagai kelompok. Kita semua yang mengunjungi rumah warga sangat diperlakukan dengan baik dan hal itu berkesan bagi kita. Ketika kita datang, langsung diberikan makanan, diberikan istirahat namun kita juga harus berbalas budi dengan membantu pekerjaan mereka yang kita bisa. Â
Dari pengalaman kami yang mendalam di Desa Maron, kami belajar bahwa keindahan alam tidak hanya mencakup pemandangan yang memukau, tetapi juga keramahan dan kehangatan manusia. Melalui kegiatan jambore ini, kami tidak hanya mengeksplorasi kekayaan budaya dan tradisi, tetapi juga merasakan kedekatan yang erat antara manusia dan alam. Kami meninggalkan Desa Maron dengan hati yang penuh terima kasih dan kenangan yang tak terlupakan. Semoga artikel ini dapat menginspirasi orang lain untuk menjelajahi keindahan Indonesia yang tak ternilai harganya, baik dari segi alam maupun budayanya. Terima kasih Desa Maron, kami akan selalu membawa kenangan indah dari kunjungan kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H