Mohon tunggu...
Priliya Mika Anjarsari
Priliya Mika Anjarsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat datang di kompasiana Priliya Mika Anjarsari! website ini didedikasikan untuk berbagai pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat. Dari sains, teknologi, sejarah, hingga fakta-fakta menarik, semoga adanya website ini bisa menambah wawasan dan bisa memberikan inspirasi bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Psikologis Overthingking terhadap Mental Health

27 November 2024   09:15 Diperbarui: 27 November 2024   09:26 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak Psikologis "Overthinking" Terhadap Mental Health

 

Overthinking, sebagian besar orang pernah mengalami yang namanya overthingking terutama para Gen-z remaja sekarang, overthingking atau berpikir berlebihan, adalah pola pikir yang melibatkan proses analisis berulang dan mendalam terhadap suatu situasi, keputusan, atau perasaan. Banyak orang percaya bahwa overthinking dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik atau mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah. 

Namun, meskipun terkadang dianggap sebagai bentuk refleksi yang positif, overthinking sering kali berujung pada dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental seseorang. Artikel ini akan membahas bagaimana overthinking dapat memengaruhi kesehatan mental, dampak psikologis yang ditimbulkan, serta strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasinya.

Dampak Psikologis Overthinking

Overthinking dapat menyebabkan berbagai dampak psikologis yang merugikan, yang tidak hanya memengaruhi perasaan seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada pola pikir dan kesejahteraan umum. Beberapa dampak psikologis utama yang dapat ditimbulkan akibat overthinking adalah:

  • Kecemasan dan Stres Berlebih; Salah satu dampak paling umum dari overthinking adalah kecemasan. Ketika seseorang terus-menerus menganalisis suatu situasi atau perasaan, mereka sering kali membesarkan masalah kecil menjadi hal yang jauh lebih besar dari kenyataan. Proses berpikir yang berlarut-larut ini dapat menimbulkan perasaan cemas, stres, dan ketidakpastian yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Orang yang sering overthinking merasa tidak bisa tenang atau merasa tertekan oleh hal-hal yang sebenarnya tidak seburuk yang mereka bayangkan.
  • Depresi; Kebiasaan berpikir berlebihan dapat mengarah pada perasaan putus asa atau kesedihan yang mendalam. Dengan terus memikirkan kekhawatiran atau perasaan negatif, seseorang bisa terjebak dalam siklus pikiran yang merugikan, yang akhirnya dapat meningkatkan risiko depresi. Ketika pikiran berlarut-larut ini tidak dapat dikendalikan, hal itu dapat menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan gangguan mental yang lebih serius.
  • Penghambat Pengambilan Keputusan; Overthinking sering kali menyebabkan seseorang merasa terjebak dalam kebingungannya, tidak bisa membuat keputusan atau tindakan yang jelas. Ketika seseorang terlalu banyak berpikir tentang segala kemungkinan atau dampak dari pilihan mereka, mereka bisa merasa kesulitan untuk mengambil langkah konkret. Ini dapat mengarah pada penundaan atau bahkan ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas atau menghadapi masalah.
  • Gangguan Tidur; Pikiran yang terus berputar sering kali mengganggu tidur, menyebabkan insomnia atau tidur yang tidak nyenyak. Ketika seseorang terus berpikir tentang masalah atau kekhawatiran mereka sebelum tidur, mereka mungkin kesulitan untuk merasa rileks dan tidur dengan tenang. Kurang tidur, pada gilirannya, dapat memperburuk masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
  • Penurunan Kualitas Hubungan Sosial; Overthinking juga dapat merusak hubungan sosial seseorang. Ketika seseorang terlalu banyak berpikir tentang interaksi mereka dengan orang lain, mereka mungkin merasa cemas tentang bagaimana orang lain memandang mereka atau tentang bagaimana mereka akan direspons. Hal ini dapat mengarah pada komunikasi yang buruk, keraguan diri, dan akhirnya jarak sosial yang lebih besar. Overthinking dalam hubungan juga dapat memperburuk konflik yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan lebih mudah jika ditangani secara langsung.

Penyebab Overthinking

  • Overthinking atau berpikir berlebihan dapat dipicu oleh berbagai faktor yang saling terkait, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang sering menyebabkan seseorang terjebak dalam pola pikir berulang dan mendalam:
  • Kecemasan: Tingkat kecemasan yang tinggi sering kali menyebabkan individu terjebak dalam siklus berpikir berlebihan.
  • Trauma Masa Lalu: Pengalaman traumatis atau kegagalan sebelumnya dapat membuat seseorang terus-menerus merenungkan kejadian tersebut sebagai upaya untuk memahami atau mencegah terulangnya situasi serupa.
  • Rendahnya Harga Diri: Individu dengan harga diri rendah mungkin lebih rentan terhadap overthinking karena mereka cenderung mempertanyakan keputusan dan nilai diri mereka.
  • Lingkungan Sosial: Media sosial dan perbandingan sosial juga dapat memperburuk pola pikir ini dengan menciptakan rasa ketidakpuasan terhadap diri sendiri.

Mengatasi Overthinking

Meskipun overthinking bisa sangat mengganggu, ada beberapa cara  yang dapat diterapkan untuk mengatasinya. Mengubah pola pikir dan mengelola kecemasan dapat membantu seseorang untuk tidak terjebak dalam siklus berpikir berlebihan. Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa membantu:

  • Penerimaan dan Mindfulness; Salah satu cara untuk mengurangi overthinking adalah dengan menerapkan pendekatan mindfulness, yang melibatkan kesadaran penuh terhadap momen sekarang tanpa penilaian. Dengan berfokus pada apa yang terjadi saat ini, seseorang dapat memutuskan siklus berpikir berlebihan dan mulai lebih menerima perasaan dan situasi tanpa terlalu menganalisisnya. Latihan pernapasan atau meditasi juga bisa sangat membantu dalam menenangkan pikiran.
  • Menulis Jurnal; Menulis jurnal adalah cara yang efektif untuk mengungkapkan perasaan dan menggali pikiran yang mungkin menyebabkan kecemasan. Dengan menuliskan apa yang ada di dalam pikiran, seseorang bisa mendapatkan perspektif yang lebih jelas dan melepaskan ketegangan emosional yang bisa muncul akibat overthinking.
  • Membatasi Waktu untuk Memikirkan Masalah; Mengatur batasan waktu untuk berpikir tentang masalah atau keputusan tertentu dapat membantu seseorang untuk tidak terjebak dalam overthinking. Misalnya, alokasikan 15-20 menit untuk menganalisis masalah, kemudian beralih ke aktivitas lain. Dengan cara ini, Anda dapat menghentikan siklus berpikir berlarut-larut dan lebih fokus pada solusi atau tindakan.
  • Fokus pada Solusi, Bukan Masalah; Alihkan fokus dari masalah yang mengganggu menjadi pencarian solusi. Jika seseorang terus terfokus pada apa yang bisa salah atau apa yang belum dilakukan, hal itu hanya akan memperburuk kecemasan mereka. Sebaliknya, fokus pada langkah-langkah konkret yang bisa diambil untuk memperbaiki situasi atau mengurangi kecemasan akan lebih bermanfaat.
  • Berbicara dengan Orang Lain; Kadang-kadang, berbicara dengan teman, keluarga, atau seorang profesional dapat membantu seseorang melihat situasi dengan perspektif yang berbeda. Terkadang, hanya dengan mengungkapkan perasaan atau kekhawatiran kita kepada orang lain, kita bisa merasa lebih lega dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
  • Berolahraga Secara Teratur; Olahraga adalah cara yang efektif untuk mengurangi kecemasan dan stres. Aktivitas fisik membantu tubuh untuk mengalihkan energi yang terkumpul akibat stres dan meningkatkan produksi endorfin, hormon yang berperan dalam perasaan bahagia dan rileks. Dengan olahraga, seseorang dapat menenangkan pikirannya dan mengurangi kecenderungan untuk berpikir berlebihan.

Kesimpulan

Overthinking dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang, memperburuk kecemasan, depresi, dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang tepat. Meskipun demikian, dengan mengadopsi strategi yang tepat, seperti mindfulness, menulis jurnal, dan berfokus pada solusi, seseorang dapat mengurangi dampak overthinking dan meningkatkan kualitas hidup mereka. 

Melalui pendekatan yang sadar dan terstruktur, kita dapat menghentikan siklus berpikir berlebihan yang merugikan dan mengarah pada kehidupan yang lebih seimbang dan sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun