Tepuk tangan yang meriah menggelegar ke seluruh studio. Lampu menyorot artis yang berada di atas panggung diiringi musik yang menggema ke setiap sudut ruangan. Acara hari ini sangat meriah dan penuh tawa. Program acara yang dirancang dengan perpaduan penampilan musik dan permainan yang dimainkan oleh bintang tamu, membuat studio ini pecah akan tawa dan sorakan penonton.
"Kerja bagus semuanya. Episode pertama berjalan lancar. Talent hari ini sangat menikmati acaranya. Semoga kedepannya rating dan share program ini bisa berada di atas terus." Ujar Daffa, seorang produser program acara Talk and Game seraya memulai tepuk tangan untuk kesuksesan program acara ini.
"Terima kasih Willy, dari tim kreatif." Sebuah tepukan mendarat di bahu kiri Willy. "Kalau tidak dari ide kreatif Willy, mungkin acara ini terkesan aneh. Willy emang hebat." Puji Daffa dengan menatap Willy lama. Willy membalas dengan dengan senyuman. Hatinya sangat senang dipuji oleh Daffa. Sejak pertemuan pertama mereka untuk penggarapan program acara ini, baru kali ini Daffa berbicara panjang kepadanya. Sebuah rasa kagum yang dia simpan selama ini akhirnya dibalas dengan sebuah pujian.
"Bagaimana kalo kita berfoto untuk kesuksesan kita ini?" teriak seorang kameramen yang sudah siap dengan kameranya.
Willy sangat menantikan momen ini, karena inilah kesempatannya untuk bisa berfoto dengan Daffa. Setelah sesi foto bersama berakhir, Willy mencoba memberanikan diri mendekat ke arah Daffa. "Bolehkah aku berfoto berdua denganmu Kak?" Willy mengisyaratkan dengan menggenggam ponselnya.
Daffa yang sedang asik dengan ponselnya langsung menoleh ke arah sumber suara. "Oh? Boleh." Daffa meminta seseorang mengambil gambar. Sebuah kenangan akhirnya tersimpan di ponsel Willy.
***Â
Lama sudah sejak program acara tersebut selesai ditayangkan. Setelah berhentinya produksi program acara tersebut, berakhir pula kerja sebuah tim yang dibentuk setahun yang lalu. Banyak hal yang tercipta selama penggarapan program tersebut, salah satunya cinta lokasi yang dirasakan oleh Willy kepada Daffa. Daffa adalah seniornya di perusahaan media tersebut, hanya berjarak dua tahun, tapi Daffa belum memiliki pasangan. Sebuah rasa yakin bagi Willy untuk berhubungan lebih dekat dengannya.
Begitu sebaliknya, Daffa juga merasakan hal yang sama kepada Willy. Dia merasa kagum kepada Willy yang notabenenya seorang kreatif junior, tapi memiliki inovasi dan kreatifitas yang tidak ada lawannya dengan kreatif senior. Kesopanan dan senyum cantik Willy membuat Daffa semakin jatuh hati.
Sejak pertama kali bertemu tahun lalu, Daffa mencoba mendekati Willy. Berbagai cara dia lakukan, seperti memperbanyak intensitas komunikasi walaupun mereka sudah tidak satu tim lagi.
Mereka saling chattingan sampai malam, telfonan, dan saling mention di sosial media. Hubungan mereka semakin dekat walaupun tidak sering bertemu. Meski mereka masih satu perusahaan dan satu gedung, dengan kesibukan masing -- masing membuat mereka sulit untuk bertatap muka. Jika pun bertemu, mereka hanya bertemu di kantin atau lobby kantor. itu hanya berpapasan saja, tidak banyak bicara, dan kadang hanya saling melempar senyum.
Dengan kesibukan sebagai seorang tim kreatif, membuat Willy harus sering pulang telat dan kadang pulang malam. Namun, hari ini Willy mendapatkan sedikit waktu renggang. Pekerjaannya tidak terlalu banyak jadi hari ini dia bisa pulang cepat.