[caption id="" align="alignnone" width="450" caption="Sumber: jakarta-media.com"][/caption] Sejak awal saya sudah curiga pada si kotak-kotak maaf, tapi bukan orangnya. 20 September 2012 warga jakarta memilih gubernur. antara si kumis dan si kotak-kotak *Pagi-pagi di TPS Kotak-kotak selalu saja ikut serta dalam Pemilukada, bukan hanya di Jakarta. Udin, warga Jakarta pemilik hak suara masih penasaran dengan apa yang ia lihat, dengan polos Udin memecahkan rasa penasarannya dengan bertanya pada panitia pilkada yang bertugas. Udin "Maaf, pak  mengapa TPS ini berbentuk kotak?" Panitia Pilkada "Karena kalau berbentuk kumis susah." Udin "Terus, kenapa bilik suara juga bentuknya kotak?" Panitia Pilkada "Kalau bilik suara berbentuk kumis, kau mau nyoblos dimananya?" Udin "itu (kotak suara) juga kenapa bentuknya kotak pula?" Panitia Pilkada "yaa,,, namanya juga kotak suara, bukan kumis suara." "Apa? kau mau mempertanyakan surat suara kenapa bentuknya kotak lagi?" Udin "Enggak, pak . karena pasti jawabannya kalau kertas suara bentuknya kumis, tintanya pasti hitam semua" Panitia Plkada "Hahaa... kau pintar juga..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H