Sayang! senja telah tiada
Perlahan merangkak dan berjalan terlonta-lonta
Menutup hari yang kian menua
Aku menyertainya.
Malam, kau meninggalkanku dalam pekatnya
Menyelinap seorang diri,
Tanpa kantuk yang menyapa
Hanya tersisa aku dan  maya.
Malam, lagi-lagi kau menelantarkanu
Bersama denting jarum jam di dinding
dengan seribu alasan yang membuatku tak paham
hingga berganti, seketika aku bersujud.
Malam, kau membiarkanku tak mengenalimu
Hingga langit  melahirkan mentari
Menitiskan embun di dedaunan
Aku disambut kicau burung dibalik dahan.
Selamat tinggal malam...!
Pagi tengah menyapaku dengan senyuman
meski sisa kantuk semalam masih menggelitik di kelopak
Ini pagi kesekian yang tak harus kusesali
Pagiku bergerak menuai harapan.
Malam, telah kusampaikan salammu kepada pagi
ketika pagi merebutku dari tanganmu.
Aku menyusun langkah, meninggalkan mimpi
dan keluar dari imaji lalu.
Malam, terima kasih telah kau buai aku dengan caramu
Bersama siang kan kujalani,
apa-apa yang telah menjadi kewajiban
Hingga nanti aku menjumpaimu lagi.
12 September 2012
Ummie S. Wahiuney
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H