Mohon tunggu...
Michael
Michael Mohon Tunggu... -

Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu? #seseorang yang sedang mencoba menjelajah sanubari hati untuk lebih mengenali dirinya#

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Feel the Super Power in "LATIH"

11 Juni 2016   03:35 Diperbarui: 11 Juni 2016   03:52 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

halo semua! jumpa lagi bersama saya.

Akhir-akhir ini, kita sering menjumpai berbagai macam berita tentang pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017/2022. Dari berita yang memuji Gubernur pertahana sampai berita yang menjatuhkan, dari berita yang faktual sampai berita yang penuh dengan opini redaksi. Kita juga kerap mendengar berbagai pujian yang dilontarkan oleh beberapa orang terhadap Gubernur DKI pertahana, sebagai contoh pujian yang dilontarkan oleh Team Teman Ahok, yang sangat mempengaruhi pemilih muda dan membuatnya menjadi Ahok-ers. Begitu pula dengan para pengritis dari Ahok, sebut saja Ibu Ratna. Ibu Ratna ini terkenal dengan opini-opininya yang sangat tajam dan keras, dan tentu didepan media opini Ibu Ratna tersebut mengalir bagaikan air laut yang masuk ke perumahan Pantai Mutiara ketika tanggulnya jebol, Ya, Lancar-Jaya tanpa titik dan koma.

Semua tindakan -memuji, menghina, berbicara depan publik, berpikir kritis- itu dapat kita kuasai dengan satu tindakan yaitu LATIH. seseorang atlet, sebut saja atlet bulu tangkis, smashnya akan lebih kencang dan terarah dibandingkan saya, karena latihan yang telah dilakoni rutin dan sepenuh hati. seorang ahli kimia, akan lebih mahir dan lancar dalam mengekstraksi minyak dalam kacang tanah dibandingkan seorang atlet angkat beban, karena ia telah dilatih untuk menjadi demikian.

Begitu hebat dan dahsyatnya satu tindakan yang disebut "LATIH" tersebut, karena dapat merubah segalanya. latih ini telah merubah Zhao Zi Long/Zhao Yun (Pendekar / Jendral perang dinasti Han) dari seseorang yang cupu menjadi pendekar yang ditakuti sejagad raya. latih ini telah merubah seseorang yang tidak bisa mengerjakan soal-soal kimia / fisika/ matematika yang susah, menjadi biasa dengan soal-soal tersebut. Latih ini telah mengubah nenek saya yang hanya seorang gadis desa menjadi seorang yang pandai berdagang untuk membiayai kedua anaknya seorang diri. Luar biasa bukan?

Jika kita lihat orang lain berubah, dari zero menjadi hero karena latihan, maka kita bisa terkagum-kagum karena perubahan drastis yang telah dialaminya dan kitapun kerap iri hati terhadapnya. Padahal, jika kita diposisi mereka, mungkin kita akan mengeluh karena latihan yang sungguh amat berat yang harus mereka terima dan mereka tekuni. Kalau boleh jujur, saya juga sering iri melihat seseorang yang ahli bermain musik, seseorang yang mahir menyanyi, seseorang yang menguasai bidang tertentu, atlet yang mahir bermain badminton, sepak bola dan lain lainnya, tetapi saya langsung tersadar bahwa semua kemampuan yang mereka peroleh itu, tidak mereka dapatkan secara instant, tapi melalui latihan rutin yang telah mereka jalani.

Setiap saya berpikir "andai saya jadi mereka... enak ya, bisa ini, bisa itu, dll" tapi muncul suatu pemikiran yang dapat menjawab semua angan-angan tersebut, yaitu : sanggupkah saya melakukan latihan seperti yang mereka lakukan?. Jika saya merasa sanggup, maka akan saya lakukan latihan tersebut sampai saya menjadi seperti mereka. jika saya merasa tidak sanggup, maka lebih baik saya merefleksikan : kenapa saya tidak bisa? dll dan menjadikan hasil refleksi tersebut sebagai dorongan untuk semakin bertumbuh, berkembang dan tentunya semakin berbuah.

Saudara, mungkin di atas saya lebih fokus pada latihan, padahal saya menulis kata yang berpengaruh adalah "LATIH" bukan latihan, mengapa? karena dari latih, bisa terbagi menjadi latihan, melatih, pelatihan, pelatih dan saya tekankan bahwa semuanya itu penting, walau tentu yang paling penting adalah latihan.

Mengapa melatih penting? seseorang yang ahli dalam kimia, tentunya sudah menguasai tentang teori-teori atom yang begitu rumit. dengan berjalannya waktu, maka belum tentu semua teori-teori tersebut teringat dalam pikirannya, orang tersebut harus mere-call ingatannya tersebut. dengan dia melatih orang tentang teori-teori atom, maka secara tidak langsung ia dipaksa untuk kembali mengingat tentang teori-teori tersebut dan akhirnya ia pun dapat lebih ingat daripada sebelumnya. Percaya atau tidak, dengan melatih tersebut maka seseorang akan menjadi semakin ahli.

Berbicara tentang melatih, saya menjadi teringat ketika akan menghadapi Ujian Akhir Semester. saya memiliki teman, sebut saja A. A kurang mumpuni dalam bidang perkuliahan yang kami ambil, tetapi ia rutin melatih dirinya dan meminta saya melatihnya setiap minggu. setiap minggu kami bertemu dan belajar bersama. karena keterbatasan waktu dikelas, maka kami bersama dosen kami hanya mengerjalan beberapa contoh soal latihan dari buku cetak, dan ketika belajar bersama, ketika saya menjelaskannya -dengan kondisi saya sudah memahami topik tersebut-  maka ia sering kali bertanya tentang beberapa hal yang mungkin saya anggap bahwa saya sudah paham, tapi ternyata belum!! coba anda bayangkan, jika saya tidak melatih si A setiap minggu, maka saya tidak akan tahu tentang pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh si A tersebut, maka saya tidak akan memahami dengan benar sampai UAS dan saya dapat membayangkan kalau saya dapat hasil yang kurang baik. untuk anak kuliahan, mendapat nilai jelek karena sesuatu yang harusnya dapat kita antisipasi adalah mimpi buruk bukan?

Begitu pentingnya melatih, seperti atlet bulutangkis pun akan semakin ahli ketika ia melatih, begitupun bidang-bidang lainnya yang saya yakin tidak akan kontra dengan opini saya ini. Telah kita lihat, betapa pentingnya melatih dan latihan, begitu pula dengan pelatih dan pelatihan. Semuanya adalah penting dan sesuatu yang tak terpisahkan.

Saudara, begitu pentingnya LATIH ini. maka janganlah lelah untuk melatih diri, untuk latihan, untuk ikut pelatihan dan menjadi pelatih untuk pengembangan diri dan melayakkan diri menjadi seseorang yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun