Mohon tunggu...
Miguel Dharmadjie
Miguel Dharmadjie Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi nilai-nilai kebajikan

Public speaker, Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association), Dhammaduta, Penyuluh Informasi Publik (PIP) dan Penulis. Urun menulis 9 buku antologi dan kolaborasi: "Berdansa Dengan Kematian : Narasi Survival, Solidaritas dan Kebijakan di Pandemi Covid-19" (November 2020), "Di Balik Panggung Bicara (Kisah dan Kolaborasi Pembicara Publik)" (Mei 2021), "Selalu Tebar Kebaikan" (April 2022), "Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati" (Desember 2022), "Gerimis Cinta Merdeka" (Januari 2023), "Speakers' Notes" (Januari 2023), "Speakers' Notes: The Next Journey" (Oktober 2023), novel "Kapak Algojo dan Perawan Vestal" (Juni 2024), serta "A2Z Experience In Public Speaking" (Agustus 2024).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waisak dan Semangat Persatuan

31 Mei 2021   16:12 Diperbarui: 21 Desember 2022   12:08 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Candi Borobudur (sumber: tribunnews.com)

Telah lebih dari setahun wabah Corona Virus Disease (Covid-19) melanda Indonesia. Pandemi Covid-19 yang berdampak pada berbagai bidang kehidupan telah membuat kondisi bangsa kita belum dapat sepenuhnya pulih seperti sedia kala.

Berbagai program, kebijakan dan himbauan telah dikeluarkan Pemerintah Indonesia dengan harapan agar kondisi yang tidak mudah ini dapat segera teratasi. Untuk itu dibutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama saling berkolaborasi dengan Pemerintah dalam semangat gotong royong. 

Presiden Joko Widodo telah menekankan pentingnya gotong royong di Twitter resminya pada Kamis (07 Mei 2020), yaitu : "Dengan persaudaraan dan gotong royong, kita akan berjalan bersama melewati segala ujian dan kesulitan. Selamat Hari Trisuci Waisak 2564. Semoga semua makhluk tetap saling mengasihi."

Gotong royong menekankan pentingnya persatuan dan persaudaraan untuk dapat melewati segala kesulitan yang dialami, termasuk akibat pandemi Covid-19. Ini memberikan pesan moral kepada kita agar mengedepankan semangat persatuan untuk bangkit dan keluar dari kesulitan yang dihadapi serta berjuang bersama guna mencapai cita-cita bangsa. 

Masih dalam suasana pandemi Covid-19, Detik-Detik Hari Trisuci Waisak 2565 Tahun Buddhis (TB.) / 2021 diperingati pada tanggal 26 Mei 2021 pukul 19.13.30 WITA. 

Hari Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa agung berkenaan kehidupan Guru Agung Buddha Gotama, yaitu : Kelahiran Pangeran Siddharta Gotama di Taman Lumbini (623 SM), Petapa Gotama mencapai keBuddhaan dan menjadi Sang Buddha di Bodh Gaya (588 SM) dan Sang Buddha Gotama Mangkat atau ber-Parinibbana di Kusinara (543 SM). Tiga peristiwa agung ini terjadi di bulan Waisak pada hari yang sama yaitu hari purnama raya dengan tahun yang berbeda. 

Untuk mengingatkan pentingnya semangat persatuan dalam keberagaman, peringatan Hari Trisuci Waisak 2565 TB. / 2021 secara nasional mengambil tema "Bangkit Bersatu untuk Indonesia Maju". 

Peringatan Hari Trisuci Waisak ini menjadi momentum penting bagi umat Buddha untuk menghayati ajaran kebenaran Dhamma sebagai sumber pencerahan batin. Serta bentuk kebersamaan umat Buddha dan implementasi ajaran luhur Buddha yang dilandasi semangat persatuan dalam mewujudkan toleransi, merekatkan persaudaraan sejati serta menjaga semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ilustrasi Candi Borobudur (sumber: cnnindonesia.com)
Ilustrasi Candi Borobudur (sumber: cnnindonesia.com)
Ajaran Buddha tentang persatuan terdapat dalam Kitab Suci Dhammapada syair 194  yang berbunyi : "Kelahiran Para Buddha merupakan sebab kebahagiaan. Pembabaran Ajaran Benar merupakan sebab kebahagiaan. Persatuan Sangha merupakan sebab kebahagiaan, Dan usaha perjuangan mereka yang telah bersatu merupakan sebab kebahagiaan."

Semangat persatuan menjadi kekuatan bagi tumbuh berkembangnya kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan bersama. Dengan memiliki kedamaian dan kebahagiaan,  berbagai persoalan dalam kehidupan bersama akan dapat teratasi. Tanpa adanya semangat persatuan, maka akan sangat sulit tercipta kedamaian dan kebahagiaan. 

Umat Buddha diharapkan dapat bersinergi, bangkit dan bersatu bersama seluruh umat beragama membangun masyarakat yang rukun, damai dan sejahtera. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun