Mohon tunggu...
Almira Mutiara
Almira Mutiara Mohon Tunggu... Lainnya - Mira/Tiara

Masih belajar menulis dan memainkan diksi. Mohon bimbingannya 🙇‍♂️

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memanen Buah di Tengah Hujan

25 Januari 2019   15:34 Diperbarui: 25 Januari 2019   15:43 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tulisan ini berisi pesan tersirat untuk kalian yang sedang bingung kemana tujuan hidupmu, bagaimana cara agar menemukan bahagia, dan bangkit dari kegagalan..."

Jika melihat judulnya, rasanya sulit dimengerti. Bahkan, untuk dilakukan juga tidak mungkin, mengingat hujan mengganggu proses panen buah. Eiits, tunggu dulu. Panen di tengah hujan pada tulisan ini bukanlah arti yang sesungguhnya, melainkan sebuah analogi cerita kehidupan. 

Analogi perjuangan hidup versi penulis. Loh, apa hubungannya panen saat hujan dengan "kemana tujuan hidupmu, bagaimana cara agar menemukan bahagia, dan bangkit dari kegagalan"?

Baiklah, saya akan menceritakannya dahulu pelan-pelan. Saya ingin berbagi pendapat mengenai perspektif saya menggunakan analogi, untuk menyikapi sebuah kesedihan dan kegagalan, serta rasa bingung yang melanda.

=========================================================================================================

Misalnya saja, kita tinggal di suatu wilayah, memiliki tanah lapang di depan rumah. Tanah tersebut sudah kita tanam sebagian dengan beberapa jenis tanaman, sebutlah bunga tulip. Berwarna warni mahkotanya, semerbak harumnya, dan merekah indah. Saat itu suasana langit masih cerah. Kita masih senang dengan tanaman yang kita miliki, bunga yang sudah kita rawat katakanlah bertahun-tahun sampai saat ini hingga ia benar-benar berhasil dan tumbuh dengan cantik. Tiba-tiba, hujan turun dengan lebatnya. 

Cuacanya saat itu sungguh di luar prediksi. Bahkan peramal cuaca pun tak memiliki ekspektasi bahwa akan terjadi cuaca buruk seperti demikian. Hujan lebat, angin kencang, petir menyambar, sungguh membuat suasana di wilayah itu menjadi mencekam. Basah di mana-mana, bahkan bunga-bunga tulip di tanah lapang hancur. 

Ada yang mahkotanya tercerai berai dari kelopak dan batangnya, luntur warnanya, tak sanggup menahan derasnya hujan dan kuatnya angin yang bertiup.

Jika kita di posisi saat itu, pasti kita sedih bukan? Bunga-bunga yang sudah susah payah kita jaga, kita rawat, kita pupuk, kita siram setiap hari harus hancur dan berantakan, bahkan mati begitu saja karena derasnya hujan yang datang tiba-tiba tanpa menyapa ataupun memberitahu terlebih dahulu, bahkan permisipun tidak.

Rasanya pasti kita tak ingin bercocok tanam lagi, tak ingin melakukan gardening lagi. Merasa sepertinya sia-sia saja usaha kita, mengingat apa yang sudah terjadi kemarin. Rasanya ingin terus menetap di dalam rumah, sambil terus memandang tanah lapang di luar rumah melalui jendela dengan tatapan penuh kesedihan, kegagalan, dan rasa kesal. Tapi.. sampai kapan mau meratapi kebunmu yang berantakan dan masih kosong sebagian?

Hey.. hey.. tunggu dulu. Jadi selama ini tujuanmu hanya ingin menanam bunga tulip saja???

Coba tengok lagi kebunmu. Masih dalam suasana hujan lebat. Tanahmu masih kamu manfaatkan hanya sebagian saja dan hanya mencoba satu jenis tumbuhan saja! Tidakkah terpikir untuk mencoba menanam yang lain?

Tapi pasti akan sama saja, di mana-mana yang namanya menanam apapun, bahkan ketika memanen saja rasanya sulit, hujan begitu menghambat semuanya. Semua akan hancur pada akhirnya.

Hm... menurutku sih tidak semua tumbuhan akan berakhir semenyedihkan itu ya. Kucoba menyikapinya dengan pandangan lain. Ok, hujan memang tidak bisa kita kendalikan dengan cara langsung menghentikannya seketika. 

Bisa kita hentikan namun butuh proses yang tidak sebentar, juga hujan merupakan kehendak yang di Atas, yang lebih berhak menentukan kapan akan berhenti, ataupun terus turun tetesan airnya, serta seberapa banyak volume airnya, dan seberapa dahsyat kekuatannya.

Tugas kita yang bisa dilakukan hanyalah berusaha bertahan dalam derasnya hujan, minimal mengurangi pandangan negatif kita terhadap hujan, mengurangi kekesalan dan kekecewaan kita terhadap hujan yang mungkin kelihatannya seperti perusak kebun kita. Sesungguhnya bukan merusak, hanya saja mungkin kita "akan" diarahkan untuk menanam sesuatu yang bisa tumbuh lebih baik dan bertahan lebih baik saat hujan lebat dibanding harus menanam tulip.

Tidakkah kalian berfikir untuk menanam yang lain? Cobalah untuk mencari tahu sembari mencobanya. Ok, saat ini memang masih musim hujan, tapi mana tahu tumbuhan mana yang akan berbuah ataupun mekar saat hujan? Jika bingung menentukan satu tanaman mana yang ingin ditanam bibitnya, mulailah dari yang paling kamu sukai, kamu inginkan, atau jika itu lebih dari satu, cobalah semuanya.

Misalnya saja diantara bibit yang kamu tanam, ada yang tumbuh satu. Yah, lumayan kan daripada tidak ada sama sekali yang tumbuh, bahkan ini bisa bisa bertahan di tengah hujan. Apa yang kalian rasakan? Pastinya sangat bahagia kan? Syukurilah, ditengah hujan masih bisa memanen salah satunya, sehingga bisa memacu semangat untuk mengusahakan menunggu tumbuhan lainnya untuk berbuah dan tumbuh sehat juga. 

Meskipun masih hujan, kamu tetap bisa menikmati manisnya buah atau indahnya mahkota bunga yang kamu panen walau hanya satu. Sebagai secuil keindahan di cuaca buruk. Ibaratkanlah seperti itu.

=========================================================================================================

Jadi, sudah dapat apa kesimpulannya? Apa maksud gambaran di atas?

Ketika kita sudah berusaha untuk mencapai suatu tujuan dengan berpeluh keringat berliter-liter namun akhirnya kkegagalan yang diterima, cobalah untuk tidak terlalu lama meratapi kegagalannya. Sedih boleh saja, namun jangan terlalu lama. 

Waktu kita masih sangat banyak, dan mungkin kesempatan lain yang seharusnya terlihat oleh kita jadi tertutupi dengan ratapan sedih kita yang berkelanjutan. Memang tidak bisa sekaligus menghilangkan sedih itu. 

Namun setidaknya kurangi untuk memikirkannya dan buat kebahagiaan baru. Serta belajar hal baru, berprestasi di bidang lain, meraih tujuan yang menjadi bagian dari cita-citamu selama ini. Karena tidak ada yang tahu, kesempatan mana yang membuahkan hasil dan prestasi cemerlang, yang bisa memberikan kebahagiaan kecil atau angin segar dalam kesedihanmu. 

Kalaupun kamu baru bisa mencapai satu kemenangan diantara beberapa kemenangan yang menjadi tujuanmu, tidak apa-apa. Satu kemenangan saja bisa menumbuhkan motivasi kuat untuk mencoba hal lain lagi dan lagi. Ketika sudah banyak benih ditebar, tinggal menunggu yang mana yang akan tumbuh dan ranum buahnya. 

Perlahan-lahan setiap tanaman akan berbuah dan kamu semakin banyak menikmati hasil dan menumbuhkan rasa syukur serta bahagia. Satu kesedihan boleh membuatmu terjatuh seketika dan dalam waktu sekejap, namun bahagia yang bertahap, tumbuh perlahan, dan muncul satu per satu akan mendatangkan bahagia yang tak terkira apalagi jika kita bersyukur, sehingga bisa menghilangkan dan melupakan perlahan rasa sedih di waktu kemarin.

Semua sudah saya alami sendiri, bahkan sedang saya jalani dan terbukti hasilnya jika kita mau berhusnuzon dan bersabar, serta ikhtiar sebanyak-banyaknya.

Semangat buat kalian semua yang sedang berjuang mencari bahagia dan belajar mendewasakan diri dalam menyikapi suatu kegagalan :)

#miracle #quotes #opinion 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun