"Namaku Reka, Nek!" sahut Reka sambil mengusap air matanya. Reka terlihat lebih tenang. "Aku tinggal di desa Baleharjo!" lanjut Reka.Â
"Oh, Nenek tahu letak desa itu. Ayo Nenek antar pulang!" sahut nenek itu sambil tersenyum.Â
"Aku naik sepeda, Nek. Sepedaku tidak kuat untuk membonceng Nenek!" sahut Reka sambil memegang stang sepedanya.
Nenek tersenyum. "Nenek jalan kaki saja, Reka naik sepedanya tidak apa-apa!" seru Nenek.
"Ya sudah, Nek. Aku  tuntun saja sepedaku," sahut Reka sambil tersenyum.
Dengan bimbingan nenek itu, Reka mengikuti sepanjang jalan. Nenek itu dengan sabar menunjukkan arah yang benar sambil terus menenangkan Reka. Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di rumah Reka.
Reka merasa sangat lega dan berterima kasih kepada nenek itu. "Terima kasih banyak, Nek. Kalau tidak ada Nenek, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan."
Nenek itu tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, Nak. Lain kali, berhati-hatilah dan jangan pergi terlalu jauh sendirian."
Reka mengangguk dan berjanji, "Iya, Nek. Aku berjanji tidak akan mengulangi kecerobohanku lagi."
Sejak hari itu, Reka selalu lebih berhati-hati saat bersepeda dan selalu mengingat pesan nenek baik hati itu. Kejadian tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Reka tentang pentingnya keselamatan dan tidak ceroboh saat bermain.
Bersambung ....Â